Search

Mengenang Peristiwa Rengasdengklok, Kunjungi Monumen Tugu Kebulatan Tekad di Karawang

Destinasi Wisata Sejarah Monumen kebulatan tekad Rengasdengklok Karawang yang sangat cocok untuk dikunjungi pada saat liburan akhir pekan bersama keluarga, sahabat maupun pasangan tercinta.

Monumen kebulatan tekad Rengasdengklok Karawang adalah salah satu wisata sejarah karawang yang sangat direkomendasikan, untuk dikunjungi pada perjalanan libur akhir pekan kali ini.

Tempat wisata yang satu ini sangat cocok untuk dijadikan wisata akhir pekan. Tidak hanya memanjakan pengunjung dengan makna dari sejarah karawang terdahulu, yang memiliki nilai penting bagi kemerdekaan republik indonesia yang tercatat dalam sejarah peristiwa Rengasdengklok Karawang.

Tempat wisata monumen kebulatan Rengasdengklok ini berlokasi di desa rengasdengklok selatan, Kabupaten Karawang, jawa barat. Lokasinya dekat dengan Tugu Proklamasi Rengasdengklok dan Rumah Djiauw Kie Siong, tempat singgah Soekarno-Hatta saat diamankan kaum muda di Rengasdengklok.

Baca Juga:  8 Destinasi Tempat Bersejarah di Madinah

Tak hanya menyuguhkan panorama yang indah dalam tekstur tempat, wisata sejarah ini sangat cocok untuk bisa mendapatkan wawasan dan ilmu pengetahuan sejarah.

Ketika berada di monumen kebulatan tekad rengasdengklok ini, kamu bisa melihat tugu yang mengepalkan tangan, dan mempunyai makna semangat dalam berjuang untuk meraih kemerdekaan Indonesia. Empat bulatan seperti telur di samping bulatan besar itu mewakili empat penjuru mata angin. Sementara tangan kiri mengepal itu melambangkan tekad para pejuang untuk menyatakan kemerdekaan Indonesia.

Di sisi belakang monumen terdapat relief yang menggambarkan perjalanan Proklamasi.

Misal relief yang menggambarkan dibawanya Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok, gejolak 16 Agustus 1945 di Rengsdengklok, hingga Proklamasi Kemerdekaan RI dikumandangkan pada 17 Agustus 1945 di Jakarta.

Baca Juga:  Wisata Bukit Ajimut, Sejarah Benteng Perjuangan Rakyat yang Terbengkalai

“Monumen ini dibangun pada 1950 dengan biaya Rp 17.500 di atas tanah seluas 1.500 meter persegi. Uang itu merupakan sumbangan masyarakat dan bantuan pemerintah,” ujar Idris, penjaga Monumen Kebulatan Tekad yang dilansir AULA dari Tribuntravel yang tayang (11/8/20).

Setiap 16 Agustus malam, kata Idris, tempat itu kerap diadakan renungan malam. Banyak orang yang datang, mulai dari pejabat hingga kaum muda.

Idris merupakan keturunan ketiga yang menjaga Monumen Kebulatan Tekad, setelah ayah dan kakeknya yang merupakan veteran PETA.

Ia pun mengaku bangga bisa menjaga dan merawat monumen itu.

“Tugu ini sebagai pengingat perjuangan. Kita harus bangga. Tanpa perjuangan itu kita tidak punya apa-apa,” katanya.

Baca Juga:  Larangan Sebelum Pelesiran ke India

Dengan di suguhi pemandangan yang begitu indah dengan hiasan tembok yang menggambarkan kemerdekaan saat itu, yang akan membuat siapapun nyaman untuk berlama-lama ditempat ini.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA