Search

Pergunu Siapkan Dua Isu Penting di Kongres III

Ketua Pergunu Jawa Barat, H. Saepuloh (dokumentasi pribadi)

Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) akan menggelar Kongres III pada 27-29 Mei 2022 bertepatan 28-30 Syawal 1443 H di Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Pacet, Mojokerto, Jawa Timur. Kegiatan ini mengusung tema ‘Guru Mulia Membangun Peradaban Dunia’.

Ketua Panitia Pelaksana Kongres Ketiga Pergunu Saepulloh mengatakan agenda Kongres bukan hanya memilih ketua umum baru dan kepengurusannya, melainkan juga ada pembahasan penting untuk internal maupun eksternal. Setidaknya, ada dua isu penting yang menurutnya akan menjadi pembahasan utama dalam Kongres III Pergunu.

Pertama, Program Merdeka Belajar. Menurutnya, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Pergunu mengingat guru-guru NU harus mampu beradaptasi sekaligus menerapkan dengan baik kebijakan tersebut.

Ia menjelaskan bahwa Program Merdeka Belajar mensyaratkan ekosistem pendidikan berbasis teknologi yang tidak sekadar membuat sistem pendidikan tidak ketinggalan zaman, tetapi ditujukan supaya mendorong munculnya kreativitas, inovasi, dan karakter penggerak bagi pendidik.

Baca Juga:  Sekolah Bebas Memilih, Mau Gunakan Kurikulum Merdeka atau Tidak

“Penggunaan data dan inovasi teknologi juga sebagai acuan kebijakan dan pola pembelajaran program Merdeka Belajar yang membuat guru-guru NU juga harus beradaptasi dengan kemajuan teknologi,” ujar Saepulloh pada Kamis 9/5.

Lanjut dia, dengan perubahan-perubahan tersebut, Pergunu harus mempunyai strategi agar dapat membekali guru-guru NU memiliki pendidikan yang berkualitas sehingga diharapkan dapat mewujudkan peserta didik yang kreatif dan berpikir kritis. Bukan saja kemampuan untuk meraih peluang memperoleh pekerjaan, tetapi juga menciptakan lapangan kerja, sehingga ke depan bisa terwujud Indonesia yang maju, adil, dan makmur.

“Meskipun demikian, teknologi tetap tidak dapat menggantikan peran guru dalam proses pembentukan karakter peserta didik,” tuturnya.

Isu kedua adalah bagaimana upaya Pergunu mewujudkan bangsa Indonesia yang maju, adil, dan makmur dari sisi pendidikan. Kata Saepulloh, Pergunu bisa melahirkan lembaga-lembaga pendidikan yang bertanggung jawab, sehingga melahirkan generasi yang unggul yang mampu mewujudkan Indonesia yang maju, adil, dan makmur. Dalam hal ini, salah satu yang dilakukan oleh Pergunu adalah menguatkan paham Ahlussunnah Wal Jamaah an-Nahdliyah dengan membuat gerakan Guru Pemersatu Bangsa di kalangan guru-guru sekolah umum.

Baca Juga:  Belajar dari Media Dakwah NU

“Dengan mengadakan banyak kegiatan pelatihan pencegahan radikalisme dan penguatan nilai Pancasila serta Moderasi Beragama. Dalam situasi pandemi, kiprah lain yang dilakukan Pergunu di antaranya ialah melaksanakan program Guru Kunjung, yaitu guru mengunjungi peserta didik yang terhambat dalam proses pembelajarannya dikarenakan keterbatasan fasilitas maupun medan geografis saat pembelajaran daring,” lanjut dia, “Untuk penguatan kapasitas organisasi, Pergunu juga telah membuat terobosan peningkatan kesejahteraan guru dengan menggalakkan gerakan Teacherpreneur melalui koperasi Pergunu Berkah Sejahtera yang berhasil membuat sebuah marketplace untuk guru dan sekolah,” jelasnya.

Saepulloh menambahkan, selain membuat marketplace, dalam upaya peningkatan kompetensi guru Pergunu membuat platform pembelajaran secara digital edutech Gurumerdeka.id yang berisi ratusan modul dan video pembelajaran tentang peningkatan kompetensi guru abad 21.

Baca Juga:  Gelar Halaqah Aswaja, Guru di Giligenting Komitmen Kuat Jaga Karakter Anak Didik

“Inovasi-inovasi Pergunu telah menjadi imbas positif bagi organisasi dan mitra organisasi dalam mewujudkan cita-cita luhur para pendiri bangsa melalui peran guru yang profesional dan adaptif,” pungkasnya.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA