Bagi sebagian orang, menjadi dosen atau tenaga pendidik di tingkat universitas adalah cita-cita yang sangat diimpikan. Tentunya, banyak sekali keuntungan yang didulang jika seseorang berhasil menjadi dosen.
Salah satu yang paling banyak dibidik adalah memiliki peluang besar untuk mendapatkan beasiswa, sehingga mampu melanjutkan studi ke jenjang berikutnya. Ilmu pengetahuan yang dimiliki dosen tentu saja tak hanya fokus pada satu bidang.
Misalnya dosen Bahasa Indonesia yang mempunyai keahlian lain di bidang teknik informatika, maka bisa saja mengajar atau memberikan kursus terkait bidang tersebut. Lantas, apa yang harus diperhatikan jika ingin menjadi dosen?
Menurut laman Dunia Dosen, pendidikan minimal yang wajib dimiliki oleh para calon dosen adalah master atau S2. Disarankan pula, pemilihan jurusan S2 sebaiknya sesuai dengan jurusan S1. Namun, tak ada salahnya juga jika ingin menjajal jurusan baru saat S2. Selain menambah pengetahuan, juga akan menambah bidang kompetensi yang dimiliki.
Hal itu senada dengan apa yang diperlukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam program penerimaan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Berdasarkan formasi yang dibutuhkan Kemendikbud pada 2021, seluruh posisi dosen dan asisten ahli harus memiliki pendidikan S2.
Selain latar belakang pendidikan yang mumpuni, calon dosen juga diwajibkan mempunyai wawasan luas. Hal itu akan mempermudah dosen untuk menjawab pertanyaan mahasiswa, yang terkadang tak sesuai dengan mata kuliah. Jadi, membaca buku adalah hal utama yang harus dilakukan.
Berikutnya, meningkatkan kemampuan komunikasi juga dibutuhkan. Menyampaikan materi kuliah dengan cara berkomunikasi yang asyik dan baik tentunya akan membantu mahasiswa dalam mencerna pelajaran.
Dengan begitu, pemahaman mahasiswa meningkat dan pengetahuannya semakin kaya. Seorang dosen harus hadir dengan paket lengkap. Tidak hanya unggul di bidang akademik, namun kemampuan soft skill juga wajib maksimal.