Search

Pelindo Pindahkan Sejumlah Peralatan Bongkar Muat Peti Kemas, kenapa?

Pemindahan peralatan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Sejumlah upaya untuk meningkatkan produktivitas terminal peti kemas terus dilakukan PT Pelindo Terminal Petikemas atau SPTP. Salah satunya melalui optimalisasi aset peralatan bongkar muat terminal peti kemas yang tersebar di seluruh terminal di wilayah Indonesia. Pemindahan peralatan dari satu terminal ke terminal lainnya menjadi salah satu langkah yang ditempuh oleh SPTP.

Corporate Secretary SPTP Widyaswendra mengatakan optimalisasi aset menjadi program unggulan perseroan pasca merger Pelindo. Pemindahan peralatan diharapkan mampu mendukung kinerja bongkar muat terminal peti kemas di terminal yang memiliki pertumbuhan cukup tinggi. Selain itu, optimalisasi aset menjadi cara perseroan untuk dapat merencanakan kebutuhan investasi sesuai kebutuhan agar lebih maksimal.

“Pemindahan peralatan juga menjadi upaya utilisasi peralatan bongkar muat, yang tentunya diselaraskan dengan infrastruktur dan tren ukuran kapal dan arus peti kemas yang terus meningkat,” katanya dalam keterangan tertulis diterima Selasa kemarin.

Baca Juga:  Menag Bicara Haji 2024, dari Tambah Petugas, Syarat Istita'ah Kesehatan, hingga Persiapan Dini

Widyaswendra menyebut pemindahan peralatan bongkar muat yang saat ini sedang berjalan meliputi 2 unit Rubber Tyred Gantry Crane/RTG (alat bongkar muat peti kemas di lapangan penumpukan) dari TPK MNP, Makassar ke PT Kaltim Kariangau Terminal. Selanjutnya 1 unit Quay Container Crane/QCC (alat bongkar muat peti kemas di dermaga) dari Pelabuhan Ternate ke PT Kaltim Kariangau Terminal. Pemindahan lainnya adalah 2 unit QCC dari PT Jakarta International Container Terminal (JICT) ke TPK MNP, Makassar.

“Tidak hanya pada peralatan jenis RTG dan QCC, optimalisasi aset juga terhadap beberapa peralatan lainnya, dengan dukungan peralatan yang baik diharapkan mampu meningkatkan kinerja bongkar muat peti kemas yang berdampak pada berkurangnya waktu sandar kapal di terminal atau port stay, sehingga kapal dapat segera berlayar kembali yang akan berdampak pada berkurangnya biaya,” lanjut Widyaswendra.

Baca Juga:  Pesan Hari Santri: Bila NU Dijelekkan, Warga NU Harus Bergerak

Sementara itu, sejumlah upaya perbaikan terminal peti kemas oleh PT Pelindo Terminal Petikemas sudah mulai dirasakan oleh para pengguna jasa. Kepala PT Tanto Intim Line Cabang Ambon Vence Pattiwael mengungkapkan peningkatan kinerja operasional di TPK Ambon mengalami perbaikan yang cukup signifikan. Pihaknya mengaku saat ini waktu bongkar muat satu kapal dengan muatan 600 peti kemas dapat diselesaikan dalam waktu kurang lebih 36 jam.

“Kami pernah mengalami untuk bongkar muat 200 peti kemas sampai memakan waktu lebih dari 3 hari, dengan sistem yang ada sekarang tentu lebih cepat dan yang terpenting untuk layanan administrasi sudah dapat diakses dengan telepon, tidak perlu antre,” urainya.

Baca Juga:  Harlah NU, Lembaga Falakiyah Gelar Parade Teleskope Handmade 

Hal senada disampaikan Kepala PT Meratus Line Cabang Makassar Steven Kristanto yang menyebut layanan pengaduan pelanggan di TPK Makassar saat ini lebih baik dari sebelumnya. Menurutnya TPK Makassar lebih tanggap dalam menindaklanjuti pengaduan yang disampaikan oleh para shipping line. Hal itu juga berdampak pada kepercayaan pelanggan terhadap layanan pengiriman barang yang dilakukan oleh Meratus Line.

“Kegiatan bongkar muat di TPK Makassar saat ini juga semakin cepat, rata-rata bisa mencapai 50 box peti kemas per jam,” ungkapnya.

NF

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA