Masyarakat kepulauan di Pulau Madura agak bisa bernapas lega. Kebutuhan akan pelayanan kesehatan sedikit teratasi setelah adanya pelayaran Rumah Sakit Terapung (RST) Ksatria Airlangga yang dilakukan sebagai bentuk pengabdian dari Universitas Airlangga Surabaya.
RST Ksatria Airlangga dilepas oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Muara Kalimas di depan kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak Surabaya, Sabtu kemarin. RST Ksatria Airlangga ini merupakan rumah sakit terapung yang dimiliki oleh Unair dengan misi pelayanan kesehatan dan pengabdian masyarakat di daerah-daerah terpencil kepulauan Indonesia.
Sejak berlayar pertama kali pada tahun 2017, RST Ksatria Airlangga telah berlayar ke sejumlah pulau-pulau kecil di Indonesia. Kapal ini dilengkapi dengan peralatan medis canggih yang setara dengan peralatan rumah sakit pada umumnya.
Misi yang berlangsung dari tanggal 14 Mei-10 Juli 2022 ini merupakan misi ke-63 dari RST Ksatria Airlangga. Dalam misi kali ini, Ksatria Airlangga akan mengunjungi pulau-pulau di Sumenep, Madura, yakni Pulau Gili Raja, Gili Genting, Gili Iyang, Sapudi, Raas, Sapeken, Sepanjang, Sakala, Pagerungan Besar, dan Pagerungan Kecil.
Usai melepas perjalanan RST Ksatria Airlangga, Gubernur Khofifah mengatakan bahwa salah satu tugas besar untuk melakukan pemerataan kesejahteraan adalah melalui peningkatan layanan, baik kesehatan , pendidikan maupun program ekonomi di daerah-daerah kepulauan.
“Untuk itu, apa yang dilakukan oleh RST Ksatria Airlangga ini menjadi misi kemanusiaan yang tentunya dapat memberikan layanan kesehatan , pendidikan serta ekonomi ke berbagai wilayah kepulauan di Madura . Tentunya kami berharap ini dapat memberikan perluasan pemerataan kesejahteraan bagi masyarakat di kepulauan,” katanya.
Khofifah mengatakan, dalam membangun pemerataan kesejahteraan di wilayah kepulauan salah satunya bisa dilakukan dengan membangun konektivitas yang baik antara pulau yang satu dengan lainnya. Dengan konektivitas yang baik tersebut, maka akan memudahkan pelayanan publik bagi masyarakat di sana.
“Kami menyadari ini tidak mudah untuk bisa membangun konektivitas dengan cepat seperti yang ada di daratan. Kami mencobanya dengan membangun public transportation yang lebih memuliakan saudara kita di kepulauan Madura. Seperti dengan membangun pelabuhan Jangkar dari Situbondo ke berbagai pulau di Sumenep dengan fasilitas pelabuhan yang baik, kemudian juga ada jembatan movable bridge serta kapal ferry baru full AC ,” kata Ketua Umum IKA Unair itu.
Khofifah optimis bahwa akses konektivitas melalui jalur transportasi laut dan akses pelabuhan antar pulau yang berjalan baik, akan memudahkan percepatan pembangunan layanan kesehatan, pendidikan dan pelayanan publik yang baik bagi masyarakat terutama di wilayah kepualauan.
Sementara itu, Direktur RST Ksatria Airlangga Agus Harianto mengatakan bahwa misi kapal RST Ksatria Airlangga selama ini merupakan panggilan hati alumni Kampus Unair. “Selama ini telah 62 misi RST Ksatria Airlangga, dan kira-kira dalam setahun ini ada 20 pulau terpencil yang kita jangkau.
“Seperti di Pulau Gili Iyang yang kaya oksigen, kita melihat potensi menjadi pulau yang menjadi medical recovery tourism. Kemudian nanti kita juga akan membawa program kebun tanaman obat, konservasi tanaman obat yang bisa dikembangkan di sana bisa menjadi laboratorium bisa menjadi pusat industri,” pungkasnya.
NF