Search

KH Ahmad Fahrurrozi – Menyikapi Pelaku LGBT

Pembicaraan soal Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender atau LGBT masih cukup diminati masyarakat. Dan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan, KH Ahmad Fahrurrozi (Gus Fahrur) juga memberikan pandangannya.

Hal tersebut disampaikan saat diundang menjadi narasumber di podcast atau siniar Youtube Deddy Corbuzier. Deddy membuka obrolan dengan permohonan maaf atas kegaduhan yang timbul akibat tayangan yang menampilkan pasangan gay di Youtubenya. Ia

Deddy menyatakan bahwa pelaku LGBT juga manusia biasa, bahkan ada yang sampai ketakutan lantaran mengunggah tayangan pasangan gay beberapa waktu lalu, meski kini sudah dihapus.

Gus Fahrur menjawab, para pelaku LGBT itu adalah manusia. Sesama manusia wajib menjaga relasi yang baik. Ia menegaskan, boleh tidak setuju dengan praktik LGBT tetapi tidak boleh melakukan kekerasan atau bahkan kebencian.

Baca Juga:  KH Cholil Nafis - Tanggapi soal LGBT

“Bagaimana pun mereka sebagai manusia, saudara kita, semuanya harus kita jaga hubungan baik. Jadi kalaupun kita tidak setuju, kita tidak boleh melakukan kekerasan atau kebencian. Dakwah itu harus dilakukan dengan baik. Al-Qur’an itu menyuruh ud’u ilaa sabili rabbika bil hikmah (artinya) ajak orang dengan baik,” ungkap Gus Fahrur dalam siniar Deddy Corbuzier yang tayang pada Sabtu (14/05/2022).

“Kalau kita mengatakan LGBT itu tidak sesuai dengan norma agama, jangan dimaki-maki, diajak bicara. Semua orang bisa punya masa lalu yang jelek (dan) bisa menjadi lebih baik lagi,” imbuh Pengasuh Pondok Pesantren Annur 1 Bululawang, Malang, Jawa Timur itu.

Gus Fahrur kembali menegaskan bahwa para pelaku LGBT di Indonesia seharusnya diajak dan dirangkul menuju jalan yang benar. Sebab, katanya, dakwah itu mengajak bukan mengejek dan merangkul bukan memukul.

Baca Juga:  Giliran Kedubes Inggris ‘Diserang’ karena LGBT

Kiai muda yang menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat ini menjelaskan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu secara berpasangan, termasuk dalam menciptakan manusia.

“Pada prinsipnya, manusia itu diciptakan berpasangan. Tuhan menciptakan segala sesuatu berpasangan. Laki-perempuan, siang-malam, gelap-terang, sedih-bahagia. Secara umum demikian dan itu kadratnya seperti itu,” ungkapnya.

(Ful)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA