Search

Pondok Pesantren Al Hikmah Al Hidayah Jabon Sidoarjo, Pandemi Belalu Tetap Jaga Protokol Kesehatan

Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Hikmah Al Hidayah merupakan Rais Syuriah Nahdlatul Ulama Sidoarjo KH Ahmad Rofiq Siradj di Kedungcangkring, Jabon. Bekerjasama dengan kepolisian Sidoarjo mengajak para ulama untuk mensosialisasikan dan mengimbau masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan 6M. Ia juga tak lupa memohon doa agar pandemi Covid-19 segera berlalu.

“Di tengah situasi pandemi seperti sekarang, peran serta ulama cukup besar. Seperti halnya saat dulu meraih kemerdekaan. Selain ikut serta mengedukasi masyarakat agar mematuhi peraturan yang ditentukan pemerintah dalam upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19, juga kami semua memohon doa agar dapat melalui ini semua dengan baik,” Kata Kiai Rofiq yang dilansir AULA dari detik.com Kamis (12/5).

Baca Juga:  PWNU Jatim Gandeng Milenial Sambut Kick Off Harlah 1 Abad NU

Selain itu, silaturahmi ke beberapa ulama atau tokoh agama juga guna mewujudkan kondusivitas Kabupaten Sidoarjo. “Bagi masyarakat yang sudah divaksin, kami mengharapkan tetap menerapkan protokol kesehatan. Dengan menerapkan protokol kesehatan yang baik, insyaallah terhindar dari penyebaran virus,” jelasnya.

Kilas Profil

Pondok Pesantren Al Hidayah dirintis di desa Ketegan oleh KH. Ma’shum Ahmad pada tanggal 15 Muharram 1395 H bertepatan dengan tanggal 28 Januari 1975 M. Berdirinya Pondok Pesantren ini di latar belakangi oleh upaya untuk mengamalkan ilmu yang beliau miliki sekaligus menyediakan fasilitas pendidikan yang bernuansa agamis bagi masyarakat desa Ketegan dan sekitarnya. Namun pada perkembangan selanjutnya ternyata banyak juga masyarakat dari luar daerah Sidoarjo yang datang untuk menuntut ilmu di Pesantren ini.

Baca Juga:  Perkuat Literasi Pajak di Lingkungan Pesantren, P3M dan DJP Resmikan Tax Center

Sebelumnya masjid ini hanya digunakan untuk tempat peribadatan penduduk setempat, setelah Kyai Ma‟shum berdomisilin di desa Ketegan beliau menggunakan masjid tersebut tidak hanya sebagai tempat peribadatan semata tetapi digunakan juga sebagai tempat dakwah melaluhi pengajian-pengajian kitab kuning. Setelah Madrasah Diniyah berdiri, beliau mulai terfikir tentang mendirikan pembelajaran formal, hingga akhinya pada tahun 1994 beliau mendirikan Madrasah Aliyah Salafiyah.

Pada tahun 1996 beliau wafat, hingga akhirnya Pondok Pesantren Al Hidayah diteruskan oleh KH. M. Syafi‟ Misbah (keponakan beliau). setelah beberapa tahun pemimpin terfikir di benak beliau mendirikan Madrasah Tsanawiyah Salafiyah, sebelumnya santri jenjang MTs bersekolah di Madrasah umum yang bukan termasuk naungan Pondok Pesantren Al Hidayah, pada tahun 2002 beliau mendirikan Madrasah Tsanawiyah Salafiyah, pada tahap awal berdiri Madrasah Salafiyah hanya memiliki 2 kelas, yakni kelas VII Putri dan Kelas VII Putra, sedangkan kelas VIII dan kelas IX tetap di Madrasah umum, karena terbengkalai oleh kepindahan. Ujian dan Lulusan pertama Madrasah Tsanawiyah Salafiyah pada Tahun Ajaran 2004-2005.

Baca Juga:  Gelar Workshop Pesantren Ramah Anak, RMI Jatim Bantu Cegah Kekerasan

Upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan baik sistem, metode, ataupun sarana itu sampai saat ini terus dilaksanakan melalui berbagai cara dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kemaslahatan santri sebagai bekal mereka nantinya terjun kembali ke tengah masyarakat.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA