Search

KH Akhmad Said Asrori Harapan kepada Ansor

Katib ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Akhmad Said Asrori menegaskan bahwa tugas Gerakan Pemuda (GP) Ansor adalah menjadi garda terdepan di dalam menjaga akidah Ahlussunnah wal Jamaah, menjaga para kiai NU, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Tugas-tugas ini menjadi rangkuman dari dua amanah atau tanggung jawab besar yang juga menjadi tugas bagi seluruh warga dan kader NU di mana pun berada. Kedua amanah itu adalah amanah diniyah (keagamaan) dan amanah wathaniyah (kebangsaan).

Hal tersebut diungkapkan Kiai Said Asrori dalam Peringatan Hari Lahir (Harlah) Ke-88 GP Ansor di Kantor Pimpinan Pusat (PP) GP Ansor, Jalan Kramat Raya 65, Jakarta Pusat, pada Ahad (24/04/2022) malam.

Baca Juga:  Pulau Pari sebagai Destinasi Pilihan di Kepulauan Seribu

“Seluruh pengurus warga NU dan seluruh badan otonom, termasuk Ansor, harus meyakini seyakin-yakinnya bahwa akidah kita adalah akidah Islam ala Ahlussunnah wal Jamaah tanpa harus menyalahkan akidah-akidah yang lain. Kita yakini nahnu ashabul haq, pemilik kebenaran, tanpa harus menyalahkan dan menyesatkan kelompok lain,” tegas Kiai Said Asrori.

Ia menegaskan bahwa tanggung jawab keagamaan itu harus selalu didengungkan, disampaikan, dan dilakukan sehingga seluruh warga NU bisa menghormati, mengayomi, dan melindungi semua orang tanpa melihat latar belakang seseorang.

“Apalagi Ansor yang didirikan dalam rangka menghormati, melindungi, menjaga akidah Aswaja dalam rangka merawat warga masyarakat tanpa pandang bulu. Sehingga Ansor di dalam usia 88 tahun punya pengalaman, berkhidmah, melakukan gerakan-gerakan yang terukur dan berhasil,” katanya.

Baca Juga:  Vina Panduwinata Prakarsai Tes Kesehatan Berjamaah

Selain itu, Ansor dan seluruh warga NU pada umumnya wajib melaksanakan tanggung jawab atau amanah kebangsaan yakni dengan menjaga tanah air Indonesia. Sebab Allah telah memberikan karunia kepada bangsa Indonesia berupa bumi dan tanah yang subur. Bahkan di dalamnya terdapat berbagai keragaman yang patut untuk disyukuri sebagai anugerah.

Kiai Said Asrori mencontohkan, hanya di Indonesia terdapat perbedaan pandangan keagamaan tetapi satu sama lain bisa saling menghargai. Misalnya dalam menentukan awal Ramadhan dan Idul Fitri. (Ful)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA