Menurut kiai yang lebih akrab disapa Gus Baha ini, perlu persiapan untuk mencari lailatul qadar. Dengan demikian, siapa saja berharap akan dipertemukan dengan malam yang lebih baik dari seribu bulan tersebut harusnya melakukan sejunmlah persiapan. Hal ini disampaikannya saat berbicara dalam program Narasi yang dipandu Najwa Shihab.
Video yang diunggah dalam channel YouTube Najwa Shihab itu mengusung tema Bersama Gus Baha, Mencari Lailatul Qadar. “Di mana-mana yang namanya mencari itu ya ada persiapannya. Terkadang kita tidak persiapan, tapi merasa mencari. Kalau tidak ada persiapan, namanya menunggu. Bukan mencari,” kata Gus Baha.
Teks mengenai Lailatul Qadar, kata Gus Baha, telah disabdakan Rasulullah SAW dalam hadis sahih agar kita mencari. “Bagi seseorang yang meyakini malam lailatul qadar datang di atas tanggal 20, jangan menafikan persiapan sejak 1 Ramadhan atau bahkan mulai Rajab,” terangnya.
Selain itu, Gus Baha menekankan pentingnya menjaga perbuatan selama Ramadhan. “Rasulullah SAW sering mencontohkan agar jangan membicarakan orang lain, jangan melakukan perbuatan dosa saat Ramadhan. Akan sia-sia pahala itu karena diambil orang yang kita bicarakan,” ungkapnya.
Menurutnya, perlu perhitungan-perhitungan hukum yang matang. “Apa artinya Ramadhan jika memakan riba atau hal haram, kemudian membicarakan orang lain,” tuturnya.
Ulama asal Rembang itu menambahkan, hukum-hukum tentang puasa, selain hukum dasar fikih yaitu tidak melakukan sesuatu yang membatalkan puasa, juga harus memakai hukum ilmu tasawuf.
“Seperti menjauhi riba, ghibah, dan namimah. Caranya agar bisa husnudzan kepada orang lain adalah melihat semuanya berdasarkan takdir Allah. Kita baik, tapi juga bisa buruk. Nah, yang sekarang buruk bisa jadi suatu saat jadi baik,” jelasnya.
Gus Baha menegaskan, manusia tidak diutus Allah SWT untuk meneliti orang lain. Dengan mental demikian, di bulan Ramadhan kita lebih fokus mencari ridha Allah SWT dan mendoakan orang mukmin semuanya.
“Itu persiapan penting dalam mencari lailatul qadar,” tandasnya. (Ful)