Search

Pondok Pesantren Ummil Mu’minin Kutorejo Mojokerto, Miliki Beberapa Majelis Taklim untuk Kajian

Pondok Pesantren Ummil Mu’minin (PPUM) merupakan lembaga pendidikan islam berwawasan Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang berlokasi di Dusun Mengungkung Desa Simbaringin Kecamatan Kutorejo Kabupaten Mojokerto.

Berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan dan Sosial Ummil Mu’minin, PPUM berdiri sejak tahun 1997 dengan jumlah santri awal sebanyak 30. Muassis PPUM adalah Al-maghfurlah Nyai Hj. Chodidjah Tamhid dan Al-Maghfurlah KH. Anwar Daim. Atas rahmat dan maunah Allah Swt, Ibunda Ny. Hj. Chodidjah Tamhid dan KH.Anwar Daim dapat merintis dan mengembangkan PPUM dari sejak masih bibit hingga saat ini menjadi pusat dakwah dan pendidikan islam bagi masyarakat di daerah Mojokerto dan sekitarnya.

Pada masa pendirian PPUM, sang muassis Ibu Nyai Hj. Chodidjah Tamhid rutin melakukan riyadloh dan meminta petunjuk kepada Allah Swt. Hal ini dilakukan sebagai upaya batiniyah agar dimudahkan segala langkah yang ditempuh dalam rangka perjuangan li I’laai kalimatillah.

Baca Juga:  Pesantren Al Hikamussalafiyah, Raih Penghargaan dari PBNU

Hingga pada saat Bu Nyai melakukan ibadah Haji ke baitullah di pertengahan tahun 1997, Bu Nyai sowan kepada Sayyid Maliki di Makkah. Pada saat itulah, melalui Sayyid Maliki, Bu Nyai diberi isyarah untuk memberi nama Pondok pesantren dengan nama “Ummil Mu’minin” yang bermakna Ibu dari orang orang yang beriman.

Santri awal PPUM berasal dari berbagai daerah. Banyak santri berasal dari daerah Kutorejo dan sekitarnya. Banyak pula yang berasal dari luar daerah, diantaranya Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan bahkan banyak juga yang berasal dari Pulau Bali.

Pada masa pendirian, beberapa kegiatan khas Pondok pesantren menjadi warna dominan sebagai aktifitas harian santri. Diantaranya, pengajian al-qur’an dan kitab kuning rutin setiap pagi, madrasah diniyyah, Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) untuk anak anak di lingkungan Desa Simbaringin bakda Ashar sampai malam. Para santri senior diperbantukan ke lembaga pendidikan sekitar yang membutuhkan pengajar.

Baca Juga:  Belajar Langkah Diplomasi dari Ulama Pesantren Terdahulu

Nyai Chodidjah juga rutin mengadakan majlis ta’lim setiap hari Selasa yang dihadiri oleh masyarakat umum. Majlis ta’lim yang diberi nama Majlis Ta’lim Ar-Roudloh ini dilaksanakan setiap hari selasa bakda Dzuhur hingga Bakda Ashar. Setiap selasa kliwon, majlis ta’lim Ar- Roudloh diawali dengan khataman Al-Qur’an oleh para hafidzah.

Dengan berdirinya PPUM di Desa Simbaringin, gairah masyarakat sekitar untuk belajar dan beribadah semakin meningkat. Masyarakat Desa Simbaringin yang semula kurang dekat dengan aktifitas spiritual menjadi lebih giat mendekatkan diri kepada Allah Swt. Masyarakat Simbaringin, atas hidayah Allah dan melalui keberadaan PPUM sebagai pusat dakwah dan pendidikan agama di desa setempat, berangsung angsur meninggalkan maksiat yang sebelumnya telah menjadi kebiasaan sehari hari.

Baca Juga:  LD PWNU DKI Jakarta Jalankan 9 Program Syiar Ramadhan Bersama Pesantren

Pada tahun 2011, PPUM menambah program baru dengan dilakukannya pembangunan asrama putra yang saat ini diberi nama Ribath Daarul Mubtadi’in. Pembangunan ini menjadi jawaban akan kebutuhan sarana dan fasilitas untuk santri yang jumlahnya terus bertambah dari tahun ke tahun.

Hingga saat ini, PPUM masih terus berkembang dan meningkatkan kualitas lembaga baik secara lahiriah maupun batiniah. Tongkat kepengasuhan telah bergulir ke dzurriyah Bu Nyai Chodidjah Tamhid. Bu Nyai Chodidjah telah memulai dan meneladankan.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA