Search

Nikmati Pesona Ambalat Pantai Batu Lamampu di Kalimantan Utara

Pulau Sebatik memiliki objek wisata salah satunya adalah Pantai Batu Lamampu. Pantai ini merupakan salah satu icon di Pulau Sebatik yang dapat mendatangkan turis asing maupun turis domestik. Pantai Batu Lamampu terletak di Kecamatan Sebatik, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara.

Pantai ini menawarkan pesona Ambalat, perbatasan antara Indonesia dan Malaysia. Keindahan daerah perbatasan antara Indonesia dan negeri jiran ini akan tampak memesona saat anda amati dari Pantai Batu Lamampu karena letaknya yang menghadap langsung ke perbatasan dengan garis pantai yang menakjubkan. Istilah Batu Lamampu berasal dari bahasa Tidung yang artinya batu yang timbul dan tersusun ke arah laut. Menurut masyarakat setempat, batu ini selalu muncul ke atas permukaan dan tak pernah tenggelam meskipun air laut pasang.

Baca Juga:  Ngabuburit di JAQS Jakarta, Labih Dekat dengan Satwa Laut

Berbagai aktivitas dapat dilakukan wisatawan di Pantai Batu Lamampu. Mulai dari bakar-bakar ikan, sekadar berfoto dengan pemandangan pasir putih, serta ada pula yang berenang. Untuk berwisata ke Pantai Batu Lamampu, Anda harus menyeberang laut terlebih dahulu ke Dermaga Mantikas Kecamatan Sebatik Barat.

Untuk warga Nunukan bisa melalui perahu dan feri, untuk transportasi perahu melalui rute Pelabuhan Sungai Jepun – Pelabuhan Binalawan sedangkan untuk transportasi feri melalui rute Pelabuhan Sungai Jepun-Pelabuhan Feri Liang Bunyu. Untuk warga Malaysia biasanya melalui pelabuhan Tawau (Malaysia) – Pelabuhan Sungai Nyamuk sedangkan untuk warga Tarakan biasa melalui trasportasi speedboat dan feri.

Infrastruktur Memprihatinkan

Sayangnya keindahan pantai yang cantik belum didukung dengan akses jalan. Untuk menuju Pantai Batu Lamampu dari Dermaga Liang Bunyu setelah menumpang feri, pengunjung masih membutuhkan waktu sekitar 30 menit menyusuri jalan trans Kalimantan Utara yang sudah lumayan bagus. Sayangnya jalan aspal terputus kurang lebih 1 kilometer masuk ke Pantai Batu Lamampu. Jalan tanah yang berlubang dan becek akan menyambut pengunjung. Padahal untuk sampai ke bangunan gazebo yang dibangun oleh pemerintah daerah masih berjarak 500 meter lagi. Di ujung pantai kita bisa menikmati fasilitas gazebo serta peristirahat di sebuah bukit di mana masyarakat menyebutnya Batu Lamampu. Batu Lamampu dalam bahasa daerah Suku Dayak Tidung adalah batu yang tidak akan tenggelam meskipun laut sedang dalam keadaan pasang tinggi. Beberapa pedagang makanan juga terlihat membuka kios mereka di antara gazebo yang ada.

Baca Juga:  Kemenparekraf Tambah Target Kunjungan Wisman ke Indonesia

Mereka mengaku buka seminggu penuh meskipun pada hari-hari biasa terkadang tidak ada pengunjung. Harga untuk makanan dan minuman yang mereka tawarkan juga tidak berbeda dengan harga pada umumnya. Para pedagang inilah yang menjaga kebersihan di sekitar bangunan gazebo di Pantai Batu Lamampu. Meski berpasir coklat bersih dan berlangit biru, sayangnya masih terdapat banyak sampah berserakan yang dibawa ombak.

Sampah-sampah tersebut biasanya menumpuk di bibir pantai Batu Lamampu. Fasilitas tong sampah sayangnya juga tidak terlihat di sepanjang Pantai Batu Lamampu yang membuat pengunjung kesulitan membuang sampah. Jika kita menyusuri pantai sejauh 1,5 kilometer ke arah timur dengan melewati sebuah pulau kecil yang terdapat pohon di sana, kita akan sampai ke Pantai Kayu Angin.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA