Search

RSDL Bangkalan Kini Lebih Banyak Merawat PMI dan Jamaah Umrah

AULA, Surabaya – Selasa, 28 Maret 2022 Relawan Pendamping pada Program Pendampingan Keluarga Pasien Covid-19 Rumah Sakit Darurat Lapangan Bangkalan (PPKPC-RSDLB) kembali merilis perkembangan terkini pasien yang didampingi pada program tersebut.

Setelah sempat dua kali zero pasien pasca reaktivasi, yakni tanggal 11 dan 24 Maret 2022 kini Rumah Sakit Darurat Lapangan Bangkalan kembali merawat setidaknya 6 pasien covid-19 yang terdiri dari 3 laki-laki dan 3 perempuan. Seiring dengan rendahnya kasus covid-19 di Jawa Timur dan Surabaya pada khususnya, hanya satu pasien laki-laki yang berasal dari Surabaya (kiriman dari Liponsos), sedangkan 5 pasien lainnya kiriman dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Juanda, tepatnya dari Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) yang terkonfirmasi positif covid-19 saat turun di bandara Juanda. Mereka terdiri dari dua orang jamaah umroh yang pulang dari Arab Saudi dan tiga orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang pulang dari Malaysia. Mereka berenam pada rentang usia 25-55 tahun, dan hanya satu orang yang belum menerima vaksinasi covid-19. Dua orang bahkan sudah booster, dan tiga orang sudah menerima vaksin dosis 1 dan 2.

Baca Juga:  Daftar Tanah Wakaf Sudah Elektronik Tak lagi Konvensional

Dua orang perempuan jamaah umroh tersebut masuk pada tanggal 25 Maret 2022 setelah sebelumnya lolos dari test swab PCR di Arab Saudi. Saat naik pesawat mereka memang merasakan adanya nyeri ditenggorokan dan gejala batuk ringan. Saat dating di bandara Juanda dan menjalani swab, betul mereka terkonfirmasi covid-19 dengan gejala ringan berupa batuk dan selanjutnya dikirim ke RSDL Bangkalan untuk mendapatkan perawatan.

Sedangkan tiga orang PMI dari Malaysia terdiri dari satu wanita dan dua laki-laki, masuk RSDL Bangkalan pada tanggal 26 Maret, setelah mereka mendarat di terminal Juanda dan terkonfirmasi positif covid-19 tanpa gejala. Oleh KKP Juanda merekapun dikirim ke RSDL bangkalan untuk menjalani karantina dan mendapatkan perawatan hingga sembuh.

Saat ini RSDL Bangkalan memang menjadi tempat alternatif untuk perawatan pasien covid-19 dari PPLN baik PMI mapun jamaah umroh serta WNI lainnya, setelah sebelumnya banyak dikirim dan dirawat di Hotel Asmara Haji (HAH). Seiring dengan dibukanya kran kunjungan ke Makkah al Mukaromah bagi jamaah umrah dan haji dari penjuru dunia, termasuk dari Indonesia, maka Asrama Haji Sukolilo Surabaya mulai difungsikan untuk tempat transit dan karantina untuk aktifitas tersebut. Saat ini HAH sudah zero pasien dan karena Asrama Haji sudah difungsikan untuk aktifitas transit jamaah umroh dan persiapan keberangkatat haji nantinya, maka menjadi layanan karantina dan perawatan penderita covid-19 dari PPLN kini diarahkan ke RSDL Bangkalan.

Baca Juga:  Lakpesdam NU Gresik Momen Harlah Ke 37 Dengan Mukhasabah Dan Visioner Dalam Berpikir

Untuk data keseluruhan, Radian Jadid Ketua Relawan Pendamping PPKPC-RSDLB menjelaskan bahwa setelah diaktivasi, RSDLB masih tetap buka dan menerima pasien yang sebelumnya dapat mendaftarakan diri melalui Call Center RSDLB di 081332434363. Sedangkan layanan konsultasi non medis dapat menghubungi Nomor Relawan pendamping di 088222303030 serta bagi yang mengalami keluhan gejala long covid dapat memanfaatkan fasilitas telemedicine sudah disiapkan dalam sebuah aplikasi hasil kolaborasi ITS, Unair, UGM dan relawan pendamping, yang bisa download/diunduh di https://drive.google.com/file/d/11xB5u0cpAvoDGB24iJ0gE2BusrzBx2R9/view?usp=sharing

Pasca reaktivasi (9 Maret 2022) RSDLB telah merawat sejumlah 221 orang pasien covid-19. Sampai saat ini RSDB total telah menerima 909 pasien, dengan rincian 6 orang masih dirawat, 827 dinyatakan sembuh, 30 orang dirujuk, dan 46 orang melanjutkan isoman dirumah dan sembuh. Angka kematian 0 (nol). Bed Occupancy Rate (BOR) sebesar 1,8 persen. Dengan masih adanya penderita covid-19 terutama dari PPLN, Jadid mengharapakan bagi semua masyarakat agar lebih hati-hati dan waspada serta menjaga diri saat berinteraksi dengan mereka. Bagi para Pelaku Perjalanan Luar Negeri hendaknya menjalankan isolasi mandiri tambahan di rumah 5-10 hari untuk menjaga dan memastikan tidak membawa dan atau menjadi media penular covid-19 yang mungkin menyertainya selama di luar negeri.

Baca Juga:  Memasuki Penghujan, LPBI NU Ponorogo Kampanyekan Jaga Kebersihan Sungai

Masyarakat dan juga keluarganya sebaiknya menghindari berinteraksi dan tatap muka langsung dengan mereka dalam masa itu, semata-mata menghindari resiko penularan. Kalaupun urgen, tetap jalankan protokol Kesehatan 6M terutama memakai masker saat bertatap muka. “Mari kita jaga bersama kondisi negara kita yang sudah berancang-ancang memasuki masa endemik covid-19, dengan tetap menjalankan protokol Kesehatan 6M serta mewaspadai dan mengurangi potensi penularan dari PPLN (termasuk varian baru). Semoga Indonesia segera pulih dari covid-19 dan perekonomian serta kehidupan sosisal kemasyarakatan berjalan normal dan mengalami kemajuan.” pungkas Jadid.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA