Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur’an (PPIQ) Ciomas menggelar Peringatan Haul ke-35 Al-Hafidz Sang Guru Qur’an KH Jusuf Djunaedi As-Somadi yang bersanadkan kepada KH. Badawi Abdurrasyid, dari syekh Ahmad Ibadi al-Misri dan syekh ‘Abdullah bin Ibrahim al-Misri (ulama Masjidilharam) hingga sampai kepada Rasulullah SAW pada Minggu (20/03).
Sebagai mana diketahui, KH Jusuf Junaedi merupakan salah seorang pelopor sima‘an di Bogor yang hingga kini menjadi tradisi Jam’iyah Jami’yyatul Qurra wal-Huffadz (JQH) Nahdlatul Ulama. Dalam menjaga hafalannya, beliau melakukan sima‘an, baik di Bogor, Jakarta, maupun Banten. KH. Jusuf Djunaedi dilahirkan di Kampung Sawah Jati.
Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah pada 5 Mei 1921.
Pendidikan pertamanya ditempuh di Kampung halamannya dengan belajar membaca menghafalkan Al-Qur’an kepada ayahandanya sendiri yakni KH Junaedi As-Shomadi dan KH Badawi Abdurrasyid.
Ia juga dikenal sebagai sosok yang cerdas karena mampu menghafalkan Al-Qur’an 30 Juz dalam jangka waktu 8 bulan di usia yang belia yakni pada saat berumur 8 Tahun. Dan tak kurang 5 tahun lamanya beliau belajar dibawah asuhan langsung Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari (1871-1947) Pendiri Jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU).
Selain itu, KH Jusuf Djunaedi pada tahun 1962 merintis pesantren yang saat itu diberi nama Pondok Pesantren Aula Al-Qur’an (PPAQ) yang sekarang telah berubah menjadi Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur’an (PPIQ).
Dari pesantren inilah KH. Jusuf Djunaedi mendidik para calon Hamilul Qur’an (Penghafal Al-Qur’an), dan berkhidmah di Nahdlatul Ulama dengan ikut berpartisipasi dalam pembentukan Gerakan Pemuda Ansor, dan menjadi abdi Negara sebagai Ketua Pengadilan Agama Kabupaten Bogor pada era tahun 1970-an.
Keterlibatan KH Jusuf Djunaedi sebagai dewan hakim dalam MTQ juga turut menjadi catatan sejarah khidmahnya pada syiar Al-Qur’an di Republik Indonesia ini. Biografi KH Jusuf Djunaedi juga diabadikan dalam Para Penjaga Al-Qur’an, Biografi Huffadz Al-Qur’an di Nusantara terbitan Kementerian Agama Republik Indonesia.
Maka pada 14 Sya’ban 1407 H bertepatan dengan 17 April 1987, beliau menghembuskan nafas terakhir di usia 66 tahun. Selanjutnya jenazah dimakamkan di kompleks Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur’an (PPIQ) Ciomas Bogor.
Kepergiannya meninggalkan isteri Hj. Asiyah binti KH Abdul Rozak dengan delapan anak dan santri-santrinya berasal dari berbagai daerah di Jawa Barat.
Saat ini Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur’an dipimpin oleh KH Masyhuri yang menikah dengan putri ke-5 bernama Ibu Nyai Maryam Muqnuti binti Al-Marhum KH Jusuf Djunaedi.