Search

Membaca Yasin dan Tiga Permohonan Di Malam Nisfu Sya’ban

Yasin adalah salah satu surat mulia di dalam Al-Quran. Surat Yasin menempati kedudukan mulia karena di dalamnya mengandung banyak nasihat dan pelajaran. Karena itu, membaca Surat Yasin merupakan ibadah yang baik. Bagaimana jika dibaca di malam nisfu Sya’ban.

Aktivitas masyarakat di malam nisfu Sya‘ban membaca surat Yasin tiga (3) kali yang diiringi dengan permintaan berupa keberkahan pada umur, harta, dan hajat-hajat lainnya, tidak perlu dipersoalkan. Sebab, tidak ada masalah secara syar‘i. Di samping itu, ulama-ulama terdahulu juga sudah melaksanakan amalan tersebut.

Rangkain bacaan Nisfu Sya’ban adalah pembacaan surat Yasin sebanyak tiga (3) kali, setelah menunaikan ibadah sholat Maghrib. Bacaan surat Yasin yang pertama niatkan agar diberikan Allah SWT umur panjang yang berkah.

Bacaan surat Yasin yang kedua, niatkan agar dijauhkan dari malapetakan. Sedangkan bacaan surat Yasin yang ketiga diniatkan agar Allah SWT menjauhkan diri dari ketergantungan terhadap manusia. Nah, setiap kali setelah selesai membaca surat Yasin dianjurkan membaca doa.

Baca Juga:  Berbeda dengan Muhammadiyah, NU Gelar Sholat Idul Adha tgl 10

Sedangkan hukum mengamalkan amalan tersebut, dijelaskan oleh Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al-Maliki, dalam kitab Ma Dza fi Sya‘ban. Yang artinya, “Tapi tak ada larangan bagi seseorang yang mengiringi amal salehnya dengan permintaan dan permohonan hajat agama dan dunia, jiwa dan raga, lahir dan batin.”

“Siapa saja yang membaca surat Yasin atau surat lainnya dengan ikhlas lillahi ta‘ala sambil memohon keberkahan pada usia, harta, dan kesehatan, maka hal itu tak masalah. Artinya, orang ini telah menempuh jalan yang baik (dengan catatan ia tidak meyakini bahwa amal salehnya itu disyariatkan secara khusus untuk hajat tersebut).

Silakan membaca Surat Yasin 3 kali, 30 kali, 100 kali, atau mengkhatamkan 30 juz Al-Qur’an secara ikhlas lillahi ta‘ala diiringi dengan permohonan atas segala hajat, doa agar harapan terwujud, permintaan agar dibukakan dari kebimbangan, pengharapan agar dibebaskan dari kesulitan, permohonan kesembuhan dari penyakit, permintaan kepada Allah agar utang terbayar.”

Baca Juga:  Cara Rasulullah Menebarkan Kasih Sayang pada Umatnya

“Lalu di mana masalahnya? Allah senang terhadap hamba-Nya yang bermunajat kepada-Nya atas pemenuhan hajat apapun termasuk hajat atas garam pelengkap masakan dan hajat atas tali sandal yang rusak.” (Lihat Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al-Maliki, Ma Dza fi Sya‘ban? cetakan pertama, 1424 H, halaman 119).

Sayyid Muhammad bin Alwi menyatakan, secara jelas bahwa permohonan, munajat, dan doa kepada Allah SWT tidak menafikan keikhlasan amal tertentu. Artinya, para hamba boleh saja berdoa agar Allah SWT memenuhi segala hajatnya tanpa harus khawatir akan amalnya. Ini yang disebut dalam istilah agama dengan sebutan ‘tawassul’ atau ‘wasilah’.

Salah satu dalil atas tawasul adalah cerita Rasulullah SAW dalam hadits shahih terkait tiga orang yang terperangkap di dalam gua. Pintu gua tertutup oleh batu besar. Di tengah keputusasaan, masing-masing dari mereka kemudian memohon kepada Allah sambil menyebut amal saleh terikhlas yang pernah mereka lakukan.

Baca Juga:  Nyai Hj Nurul Abidah, Rasulullah dan Kasih Sayang pada Umatnya

Berkat tawasul dengan amal saleh itu, sedikit demi sedikit batu besar yang menutup mulut gua itu bergeser. “Tawasul jenis ini dijelaskan dengan detil dan rinci oleh Syekh Ibnu Taimiyah secara khusus dalam kitabnya terutama pada artikel berjudul ‘Qaidah Jalilah fit Tawassul wal Wasilah’.” (Sayyid Muhammad bin Alwi, 1424 H: 120).

Sebagaimana diketahui bahwa istilah ‘wasilah’ ini dipakai dalam Al-Qur’an dalam Surat Al-Maidah ayat 35. “(Wahai orang-orang beriman, takwalah kepada Allah) takutlah akan siksa-Nya. Caranya, taati perintah-Nya. (Untuk sampai kepada-Nya, carilah) kejarlah (sebuah wasilah) berupa amal ketaatan yang dapat mendekatkan kalian kepada-Nya. (Lihat Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin As-Suyuthi, Tafsirul Jalalain, Beirut, Darul Fikr, tanpa tahun).

Semoga kita bisa menjalankan ibadah sunnah dengan membaca surat Yasin tiga (3) kali setelah shalat maghrib, dan mendapat berkah dari bacaan Al-Quran serta bulan Sya’ban yang istimewa. Amiin. wallahu a’lam bisshawab.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA