Mantan artis Arumi Bachsin mengatakan selama berproses bersama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), membuat dirinya selalu awet muda. Menurut dia hal itu karena selalu berinteraksi dengan para aktivis baik di kampus maupun di manapun berada.
Cerita Arumi itu dituturkannya saat menghadiri pelantikan Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA-PMII) Kota Malang, Sabtu (22/01/2022) sebagaimana dikutip dari NU Online Jatim.
“PMII adalah organisasi yang membuat saya merasa selalu muda,” kata Arumi.
Kala itu, istri Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak adalah salah satu undangan di antara tokoh lainnya yang hadir di Mini Block Office Balaikota Malang, lokasi dilangsungkannya kegiatan.
Arumi memang tercatat pernah mengikuti Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba) PMII di Tulungagung pada tahun 2018 silam. Arumi menuturkan setiap kali dirinya bepergian ke pusat perbelanjaan tidak jarang disapa oleh para kader PMII. Kendati demikian, Arumi ingin dipanggil dengan sapaan ‘Mbak’ atau ‘Kakak’ daripada dipanggil ‘Ibu’.
Baginya, usia 28 tahun belum terlalu tua, sehingga pantas disapa dengan panggilan kakak atau mbak. “Dibandingkan Mas Emil belum tua-tua amat, tapi sudah dipanggil ibu. Maunya dipanggil mbak atau kak,” ungkapnya.
Arumi mengaku organisasi dengan Tri Motto Dzikir, Fikir, dan Amal Soleh ini mampu menggugah semangat dirinya maupun kader lainnya. “IKA PMII menurut hemat saya powerfull-nya luar biasa dari berbagai sisi,” imbuh perempuan yang pernah menjadi model dan pemeran itu.
Dari sisi politik, menurutnya, proses demokrasi luar biasa. Dilihat secara kasat mata bisa dibilang PMII merupakan organisasi dihormati, ditakdzimi oleh generasi muda dan penerusnya. Tapi lebih dalam, masa yang ditawarkan luar biasa bukan hanya volume tapi juga kualitas.
Dikatakan Arumi, karakter kader PMII selain mempunyai sifat berakhlakul karimah, tetapi juga memberikan kritik saran luar biasa. Sedangkan dari sisi ekonomi, tidak sedikit yang sudah mandiri. “Kita harus bisa membimbing, jadi teladan dan inspirasi,” kata perempuan berdarah Belanda, Jerman dan Palembang, Sumatera Selatan ini.