SURABAYA — Rais Syuriah PWNU Jawa Timur Prof KH Ali Maschan Moesa mengingatkan, umat Islam dan kaum santri mewarisi pesan penting Pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari untuk mencintai ilmu dan mengamalkannya untuk kepentingan kejayaan Islam.
“Sayangnya, di Indonesia termasuk lemah dari hal literasi. Indonesia menempati ranking ke 62 dari 70 negara berkaitan dengan tingkat literasi, atau berada 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah,” tuturnya.
Berdasarkan survei terakhir, Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). Tingkat literasi Indonesia pada penelitian di 70 negara itu berada di nomor 62.
Padahal sebenarnya, dengan literasi kedalaman pengetahuan seseorang terhadap suatu subjek ilmu pengetahuan bisa dipahami. Rendahnya tingkat literasi bangsa Indonesia ditengarai karena selama berpuluh-puluh tahun bangsa Indonesia, jauh dari tradisi membaca. Masyarakat kita terus dihakimi sebagai masyarakat yang rendah budaya bacanya.
Kiai Ali Maschan menegaskan hal itu, dalam Focus Discussion Grup (FGD) Pendidikan yang digelar PWNU Jawa Timur dalam rangkaian Peringatan Harlah ke-99 NU, Jumat 11 Maret 2022.
FGD Pendidikan PWNU Jatim diikuti sejumlah akademisi, terkait penyelenggaraan beasiswa santri yang diinisiasi PWNU Jatim sejak tiga tahun lalu dan diteruskan di masa-masa ke depan. Sejumlah perwakilan perguruan tinggi hadir, yang sebelumnya telah menandatangani kerja sama dalam pelaksanaan beasiswa perguruan tinggi.
Lima perguruan tinggi tersebut, adalah Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Universitas Islam Malang (Unisma), Universits Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur, dan Universitas Trunojo Madura (UTM) Madura.
Selain Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar, FGD Pendidikan juga dihadiri Rais Syuriah PBNU Prof KH Abdul A’la Basyir, Katib Syuriah PWNU Jatim KH Syafruddein Syarif, dipandu Dr Hasan Ubaidillah (Sekretaris PWNU Jatim).