Search

Vayl Hamianin Kenakan Kopiah saat ke PBNU

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menerima lawatan Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vayl Hamianin di gedung PBNU Jalan Kramat Raya 164, Jakarta pada Senin (07/3/2022) siang. Dubes Hamianin disambut langsung Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya.

Tampak satu hal yang unik dari penampilan Hamianin. Ia terlihat mengenakan peci hitam atau kopiah sejak pertama kali memasuki ruang pertemuan. Selain itu, Dubes Hamianin juga mengenakan kemeja putih rapi dengan aksen bordir di bagian kerah dan pergelangan tangan.

Ia menyampaikan terima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk melakukan kunjungan ke PBNU. “Saya berterima kasih kepada KH Yahya atas kesempatan ini,” katanya saat konferensi pers usai pertemuan.

Baca Juga:  Budi Arie Setiadi Darurat Judi Online dan Pinjol

“Saya juga berterima kasih kepada komunitas muslim Indonesia yakni NU atas dukungan moral dan doanya,” imbuh pria kelahiran Desember 1971 itu.

Selain itu, Hamianin juga sempat memberikan beberapa bingkisan kepada Ketum PBNU. Tampak Dubes Hamianin memberikan sebuah koin bercorak masjid keluaran Bank Nasional Ukraina.

Hamianin menjelaskan bahwa corak masjid pada koin tersebut adalah Masjid Han Ozbek. Sebuah masjid tertua di Krimea berusia 700 tahun yang dibangun pada masa pemerintahan Uzbeg Khan pada tahun 1314 M.

“Ini adalah koin bank nasional dan ini adalah masjid tertua di Ukraina. 700 tahun,” jelasnya seraya menunjuk gambar masjid yang tertera pada koin.

Hamianin juga menyerahkan sebuah pigura yang berisi Syair Perahu karya ulama sufi Hamzah Fansuri dan Al-Qur’an cetakan Yordania. Gus Yahya pun begitu terkesima atas pemberian oleh Dubes Hamianin.

Baca Juga:  Marcella Zalianty Tampilkan Sosok Laksamana Malahayati

“Masya Allah, terima kasih banyak. Ini sangat indah,” kata Gus Yahya seraya menerima Al-Qur’an berukuran besar tersebut.

Dalam kunjungannya tersebut, Hamianin mengabarkan kondisi terkini di Ukraina pasca invasi yang diluncurkan Rusia 24 Februari 2022 lalu. Ia mengatakan, apa yang saat ini sedang berlangsung di Ukraina adalah sebuah bencana kemanusiaan.

“Itulah mengapa kami menyerukan kepada komunitas dunia, masyarakat, kepada media, kepada organisasi keagamaan, komunitas agama, untuk berdiri dan mengakhiri perang ini,” ujarnya. (Ful)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA