Bulan Rajab memang bulan istimewa. Bagaimana tidak, di bulan ini banyak peristiwa penting yang terjadi dalam sejarah Islam. Salah satu momen agung yakni peringatan Isra’ dan Mi’raj. Nah, apa ada peristiwa penting dalam perjalanan nabi selama melakukan Isra’. Berikut ulasannya?
Di bulan Rajab yang mulia ini kita bertemu dengan sebuah momen yang agung, yaitu peringatan Isra’ dan Mi’raj. Allah SWT berfirman: “Mahasuci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari al-Masjidil Haram ke al-Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan) kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS al-Isra’: 1)
Karena itu, sebagai umat Muslim wajib mengimaninya.
Perjalanan Isra’ terjadi dengan roh dan jasad Nabi. Hal itu bukanlah sesuatu yang sulit bagi Allah, karena Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Oleh karenanya, para ulama menegaskan, “Barangsiapa yang mengingkari mukjizat Isra’, berarti ia telah mendustakan Al-Qur’an dan barangsiapa mendustakan Al-Qur’an maka ia tidak lagi tergolong sebagai bagian dari kaum muslimin.”
Perjalanan Isra’ dimulai dari rumah Ummu Hani` binti Abu Thalib sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat Anas bin Malik RA, ia berkata: Abu Dzarr menyampaikan Hadits bahwa Rasulullah bersabda: “Atap rumahku dibuka, ketika itu aku di Makkah, Jibril turun dan membelah dadaku, lalu membasuhnya dengan air zamzam, kemudian ia datang membawa bejana emas yang penuh dengan hikmah dan iman, maka ia menuangkannya di dadaku, kemudian menutup dadaku kembali.” (HR Muslim)
Al-Baihaqi meriwayatkan dari sahabat Syaddad bin Aus RA, ia berkata: Kami bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana engkau diperjalankan Isra’? Nabi menceritakan: “Aku melakukan shalat malam bersama para sahabatku di Makkah, lalu Jibril mendatangiku dengan binatang putih, postur tubuhnya lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari baghl (peranakan kuda dan keledai), maka Jibril berkata: “Naiklah!” Namun Buraq bergoyang kegirangan saat aku mendekatinya. Lalu Jibril memutar Buraq dengan memegang telinganya dan menaikkanku ke atas punggungnya, sehingga akhirnya binatang tersebut berangkat membawa kami.
Kakinya melangkah sejauh pandangan matanya, hingga kami sampai ke suatu daerah yang penuh dengan pohon kurma, lalu Jibril menurunkanku seraya berkata: “Laksanakanlah shalat di tempat ini!” aku pun melaksanakan shalat di tempat tersebut. Kemudian kami naik ke atas Buraq lagi dan Jibril berkata: “Tahukah engkau di mana engkau tadi melakukan shalat?” Aku menjawab: “Allah-lah yang Maha Mengetahui.” Jibril berkata: “Engkau tadi melakukan shalat di Yatsrib, di Thaybah (yang di kemudian hari disebut Madinah).”
Demikianlah, Nabi di malam itu berpindah dari satu tempat ke tempat berikutnya dengan mengendarai Buraq, dan ditemani oleh malaikat Jibril. Nabi melakukan shalat di bukit Thur Saina` (Tursina), tempat diperdengarkannya kalam Allah kepada Nabi Musa AS, kemudian di Bait Lahm (Betlehem), tempat ‘Isa al-Masih bin Maryam AS dilahirkan.
Nabi bercerita: “Kemudian Jibril kembali membawaku hingga kami memasuki kota Baitul Maqdis dari pintu Yamani. Jibril pun mendatangi arah kiblat al-Masjidil Aqsha dan mengikat Buraq di sana. Lalu kami memasuki al-Masjidil Aqsha dari pintu yang terkena cahaya matahari dan bulan. Kemudian aku melakukan shalat di salah satu tempat di masjid tersebut.”
Peringatan Isra’ adalah peringatan yang agung, yang menyegarkan ingatan kita tentang sejarah hidup makhluk Allah yang paling agung, pemimpin makhluk seluruhnya yang menjelaskan hakikat kebenaran dan menampakkannya, pemilik mukjizat-mukjizat yang luar biasa nan menakjubkan, penghulu para nabi, Nabi agung Muhammad SAW.
Di malam yang agung tersebut, Allah memperlihatkan keutamaan dan kemuliaan Sayyidina Muhammad SAW di atas semua nabi dan rasul. Allah mengumpulkan untuk Nabi Muhammad SAW semua nabi dan rasul di Baitul Maqdis. Lalu Nabi Muhammad SAW melaksanakan shalat sebagai imam bagi mereka semua.
Dalam perjalanan Isra’, Nabi Muhammad SAW melihat banyak sekali keajaiban-keajaiban yang mengandung hikmah dan pelajaran bagi semua umat Muslim. Di antaranya, ketika Nabi melewati kuburan tukang sisir putri Fir’aun, beliau mencium bau wangi yang muncul dari kuburan perempuan muslimah yang shalihah tersebut, perempuan yang Allah berikan kepadanya dan kepada anak-anaknya karunia mati syahid.
Inilah sebagian keajaiban yang Allah perlihatkan kepada Baginda Nabi SAW dalam perjalanan Isra’. Mudah-mudahan dapat memetik hikmah dan pelajaran dari peristiwa ini. sir,nuo