Sejumlah tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) tampil sebagai pemimpin gerbong Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di tingkat daerah. Gelombang kembalinya tokoh muda NU berpartai di PPP ini menjadi fenomena menarik menjelang Pemilu 2024.
“PPP merupakan partai yang selalu dekat dengan ulama dan basisnya ada di pesantren-pesantren. Kedekatan PPP dengan pesantren sudah dari dulu sejak PPP mulai dibentuk,” ujar Ketua Umum PPP ini dalam keterangan tertulis, Senin (14/02/2022).
Beberapa nama tokoh muda NU terpilih sebagai pemimpin PPP tingkat Kabupaten/Kota. Di Jawa Timur, Gus Abdul Aziz Idris Hamid, putra Rais PBNU, KH Idris Hamid, yang juga cucu dari Mbah Hamid Pasuruan terpilih sebagai Ketua DPC PPP Kota Pasuruan. Suharso menyebut sosok Gus Aziz yang berusia muda menjadi kekuatan PPP di Kota Pasuruan.
Beralih ke Jawa Tengah, ada nama Gus Ubaidillah Wahab yang merupakan Pengasuh Pesantren Salafiyah, Kajen, Pati menjadi Ketua DPC PPP Pati. Selanjutnya, DPC PPP Brebes dipimpin oleh Gus Sidqi Mustofa putra KH Mustofa Aqil Siroj, Pengasuh Pesantren KHAS Kempek Cirebon. Adapun DPC PPP Wonosobo dipimpin oleh KH Khairullah Al Mujtaba atau Gus Itab, cucu KH Muntaha dari Pesantren Al Asy’ariyyah Kalibeber Wonosobo.
Adapun di Jawa Barat, PPP Kabupaten Bandung dikomandani oleh KH Ibnu Athaillah al-Hafidz atau Cep Aat, Pengasuh Pondok Pesantren Baitul Arqom, Ciparay, Kabupaten Bandung. Cep Aat merupakan tokoh terpandang kalangan warga NU di Kabupaten Bandung.
Suharso menegaskan kepemimpinan PPP di sejumlah daerah yang diisi oleh kiai dan kalangan pondok pesantren ini memberi pesan tentang komitmen PPP menjadikan pondok pesantren sebagai basis pemilih dalam Pemilu 2024 mendatang.
Dirinya juga yakin bahwa menghadirkan anak muda dan terpilihnya para pemangku pesantren dalam kepengurusan partai akan mengembalikan kepercayaan. Karena selama ini PPP masih harus bersaing dengan sangat ketat dengan partai lain karena banyak faktor. Apalagi dalam pemilihan umum mendatang akan diikuti anak muda. (Ful)