Search

Elizabeth Jachstadt, Pengalaman Menjadi Muallaf

Mantan model bikini ini menapaki jalan berliku untuk mempertahankan keyakinan. Ia sampai dipecat hingga diusir hanya karena mengutarakan keinginannya untuk mengenakan hijab.

Perjalanan hijrah Elizabeth, dimulai ketika dia pergi ke Mesir dan ikut dalam rombongan turis. Ketika itu, Elizabeth bertemu dengan seorang pedagang muslim yang lebih memilih untuk menutup tokonya untuk beribadah shalat Jumat. Awalnya, perempuan asal Jerman itu menganggap pria pemiliki toko bodoh karena lebih memprioritaskan shalat daripada uang. Hingga akhirnya, kejadian tersebut membuat dia benar-benar merenung.

“Aku benar-benar bingung dibuatnya. Apa yang aku yakini waktu itu, berubah semua. Aku selalu ajukan pertanyaan dasar tentang diriku, hidupku, keluargaku dan apa keinginanku dalam hidup. Kenapa aku ada di sini? Dan itu saatnya untuk membuka dan membaca Al-Quran,” kata dia bercerita di YouTube Barat Bersyahadat, Sabtu (29/01/2022).

Baca Juga:  Sofyan A Djalil - Selamatkan Aset NU

Elizabeth pun berwudhu bahkan sampai setengah jam sebelum pertama kali membuka Al-Quran. Hal itu diketahui Elizabeth dari sebuah buku tentang kisah Nabi bahwa seseorang harus berwudhu terlebih dahulu sebelum membaca Al-Quran.

“Dan aku wudhu hingga mandi segala. Kemudian cuci tangan lagi dan aku merasa ketakutan saat menyentuh kitab ini. Sebab aku pikir aku harus menghormati agama lain dan tak mau meremehkannya. Lalu aku buka kitab ini dan mulai membaca surat Al-Baqarah hingga setengahnya dan aku memutuskan muallaf,” jelas dia.

Meski sudah mantap memeluk Islam, namun masih banyak kekhawatiran dalam diri Elizabeth. Terutama bagaimana tanggapan keluarganya nanti, bagaimana dengan pekerjaan dan hobinya, terlebih dia menyukai hidup bebas dan tidak suka diatur.

Baca Juga:  Pendidikan Kecakapan Wirausaha 2023 Resmi Dijalankan

“Dan aku selalu berpikir tentang hijab. Apa yang akan terjadi jika aku berhijab?” tuturnya.

Elizabeth menceritakan dia pernah menjadi model ketika usianya 15 tahun untuk iklan baju renang. Namun, dia merasa biro iklannya hanya memperlakukan dia layaknya sebuah barang. Ia merasa jadi target tatapan mata pria, karena cantik. Mata pria itu seolah melahapnya saat memakai bikini di pantai. “Jadi, aku pakai baju panjang,” ungkapnya. (Ful)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA