Search

Uni Emirat Arab Cegat 2 Rudal Balistik yang Ditembakkan Houthi

Dua rudal balistik yang ditembakkan oleh kelompok pemberontak Houthi di Yaman berhasil dicegat dan dihancurkan di atas wilayah Uni Emirat Arab (UEA).

Demikian disampaikan Kementerian Pertahanan UEA pada hari Senin (24/1) di tengah meningkatnya ketegangan, seminggu setelah serangan mematikan Houthi di Abu Dhabi.

Dilansir dari kantor berita AFP, Senin (24/1/2022), serpihan rudal jatuh di sekitar Abu Dhabi, di mana tiga orang tewas dalam serangan drone dan rudal yang diklaim oleh Houthi pekan lalu.

“Serangan itu tidak menimbulkan korban, sementara sisa-sisa rudal balistik yang dicegat dan dihancurkan jatuh di daerah terpisah di sekitar Emirat Abu Dhabi,” demikian pernyataan Kementerian Pertahanan UEA.

Baca Juga:  Dedikasi Petugas Haji, Nabil Haroen: Kementerian Agama Sudah on the Track

Kementerian menambahkan seperti dikutip kantor berita resmi WAM, bahwa negara tersebut “siap menghadapi ancaman apa pun” dan “mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi negara dari semua serangan”, kata kantor berita resmi WAM.

Houthi mengindikasikan pihaknya mengklaim serangan itu ketika juru bicara kelompok tersebut, Mohammed Abulsalam mengatakan dia akan mengungkapkan rincian “operasi militer” di UEA dan Arab Saudi.

“Angkatan bersenjata Yaman akan mengungkap dalam beberapa jam ke depan rincian operasi militer jauh di UEA dan Arab Saudi,” cuitnya.

Serangan itu terjadi hanya seminggu setelah pemberontak Houthi mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal dan pesawat tak berawak (drone) di Abu Dhabi, yang memicu ledakan tangki bahan bakar dan menewaskan tiga orang.

Baca Juga:  Pemerintah Harus Antisipasi Cacar Monyet

UEA adalah bagian dari koalisi militer pimpinan Saudi yang mendukung pemerintah Yaman melawan Houthi, yang didukung Iran.
Setelah serangan drone Houthi tersebut, koalisi Saudi melancarkan serangan balasan terhadap Sanaa, ibu kota Yaman yang dikuasai kelompok Houthi.

Empat belas orang dilaporkan tewas dalam serangan udara koalisi Saudi di ibu kota Yaman tersebut, dan setidaknya tiga anak tewas dalam serangan di Hodeida yang melumpuhkan jaringan internet negara miskin tersebut.

Perang saudara Yaman dimulai pada tahun 2014 ketika Houthi merebut Sanaa, mendorong pasukan militer pimpinan Saudi untuk campur tangan guna menopang pemerintah Yaman pada tahun berikutnya.

Konflik tersebut telah menewaskan ratusan ribu orang secara langsung atau tidak langsung dan menyebabkan jutaan orang di ambang kelaparan, menurut PBB yang menyebutnya sebagai bencana kemanusiaan terburuk di dunia.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA