Search

Kanker Serviks Pembunuh Nomor Satu

Kanker Serviks atau Kanker Leher Rahim terkenal penyakit kanker yang mematikan bagi perempuan. Kanker yang menempati peringkat teratas di dunia ini kerap disebut sebagai silent killer atau pembunuh diam-diam tapi efektif. Nah bagaimana pencegahannya?

 

 

Peringatan bagi kaum perempuan, jangan malas untuk tes pap smear. Dengan rutin pap smear, Insyaallah akan lolos dari penyakit kanker leher rahim atau kanker serviks yang mematikan.  Karena pap smear, satu-satunya cara untuk mengetahui berbagai masalah seputar organ kewanitaan, terutama pada leher rahim.

Pap smear merupakan cara untuk mencegah dan mengetahui ada tidaknya kanker serviks/kanker rahim, atau gangguan lain pada organ dalam perempuan. Walaupun pemeriksaaan pap smear tidak 100% akurat, tetapi pap smear secara teratur akan mengurangi dan mencegah risiko terserang kanker rahim secara dini.

World Health Organization (WHO) mencatat, setiap tahunnya ribuan perempuan meninggal karena penyakit kanker serviks. ”Kanker serviks merupakan jenis kanker yang menempati peringkat teratas sebagai penyebab kematian wanita di dunia,” kata dr Hartatiek Nila Karmila, Sp.OG (40) dari Poli Kandungan Rumah Sakit Islam (RSI) A. Yani, Surabaya.

Di Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat bahwa kanker serviks menempati peringkat kedua, untuk jenis kanker yang paling banyak ditemui setelah kanker payudara. Setiap tahunnya, ada sekitar 40.000 kasus baru kanker serviks yang terdeteksi pada perempuan Indonesia.

Baca Juga:  4 Penyakit Akibat Gigitan Nyamuk

“Kanker rahim bisa dicegah dan sembuh jika terdeteksi sejak dini, asalkan melakukan pap smear dengan rutin, setidaknya setahun sekali,” kata Nila yang bertugas di RSI A. Yani sejak 2015 itu.

 

Silent Killer

Bahaya kanker serviks yang kerap disebut silent killer ini, belum banyak disadari oleh kaum perempuan. Buktinya, banyak perempuan yang masih enggan dan malas melakukan pap smear dengan berbagai alasan.

“Kanker adalah silent killer, pembunuh diam-diam, tidak ketahuan bila seseorang menderita kanker. Begitu sel kanker menyebar dan menyerang organ-organ penting tubuh, baru terasa sakit dan ternyata sudah stadium tinggi,” jelas Nila, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) kepada AulaNisa di ruang kerjanya, Poli Kandungan RSI A.Yani Surabaya baru-baru ini.

Dengan deteksi dini melalui pap smear secara rutin setidaknya satu tahun sekali, seorang pasien bisa mengetahui kondisi kesehatannya. Apakah menderita kanker serviks atau tidak. “Karena cikal bakal sel kanker yang akan tumbuh menjadi kanker akan diketahui hanya melalui tes pap smear,” ujarnya.

Baca Juga:  Vaksinasi Covid-19 Dosis ke -4 Sasar Nakes

Penderita kanker serviks yang dinyatakan dokter dalam kondisi stadium 3 atau 4, artinya sel-sel kanker sudah menyebar dan mengganggu fungsi ginjal, dan fungsi organ-organ tubuh penting lainnya. “Begitu seseorang sudah dinyatakan sakit kanker serviks, maka perlahan-lahan taraf hidupnya akan menurun, bahkan dengan drastic,” kata Nila.

Kalau sudah stadium demikian, maka pasien sangat sulit disembuhkan. “Karena sel-sel kanker sudah menyebar, tidak mungkin dilakukan tindakan pembedahan atau mengangkat sel kankernya. Dalam kondisi demikian, penderita paling lama bertahan hidup antara 4 hingga 6 bulan saja”, lanjutnya.

Menurut Nila, berdasarkan ilmu kedokteran perjalanan kanker serviks mulai dari lesi (luka), pra kanker hingga menjadi kanker sekitar 8–12 tahun. Cukup lama, oleh sebab itu Nila selalu mewanti-wanti kepada para perempuan, agar menyempatkan waktu untuk melakukan tes pap smear secara rutin.

“Kanker apapun bisa disembuhkan bila diketahui sejak dini, dan segera diobati dan melakukan perawatan dengan baik dan benar,” katanya.

 

Penyebab Kanker Serviks

Penyebab utama kanker serviks adalah 99 % karena Virus Human Papilloma Virus (HPV). Penyebab banyak kematian pada kaum perempuan adalah virus HPV tipe 16 dan 18. Virus ini sangat mudah berpindah dan menyebar, tidak hanya melalui cairan, tapi juga bisa melalui sentuhan kulit.

Baca Juga:  WHO Kembali Bahas Status Cacar Monyet

Sering kali melalui hubungan seksual, atau berganti-ganti pasangan, melahirkan usia dini di usia 16 tahun, atau terlalu sering melahirkan. Selain itu, penggunaan toilet umum yang sudah terkena virus HPV, dapat menular kepada orang lain yang menggunakannya, jika tidak membersihkannya dengan baik.

Pola hidup tidak sehat, seperti kebiasaan merokok, kurangnya asupan vitamin C, vitamin E dan asam folat. Selain itu, kanker serviks juga bisa disebabkan karena faktor keturunan, penggunaan pil KB dalam jangka waktu yang sangat lama.

Nila menjelaskan, bahwa seseorang yang sudah diserang penyakit kanker serviks, berdasarkan kedokteran diperkirakan bertahan hidup paling lama 5 tahun. Kalau masuk stadium 2 kemungkinan sembuh hanya 30%, stadium 3 kemungkian sembuh 20 % dan stadium 4 kemungkinan untuk sembuh hanya 5%. Artinya, betapa penting melakukan pencegahan sebelum mengobati dengan cara sederhana, yaitu rutin melakukan tes pap smear. * Riamah

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA