BANDAR LAMPUNG – Songsong menyambut agenda istimewa nan berkah di Buwi Ruwa Jurai, Muktamar ke-34 NU pada pada 23-25 Desember 2021 yang akan datang, di komplek Pondok Pesantren Darussa’adah Mojo Agung, Seputih Jaya, Kecamatan Gunung Sugih, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung, Kelompok Studi Kader (KLASIKA) Bandar Lampung menggelar Dialoklasika series ‘Muktamar NU ke-34’.
Demikian disampaikan salah satu aktivis penggiat Kelompok Studi Kader (KLASIKA) Bandar Lampung, Ahmad Mufid, Jumat pagi (5/11/2021) pagi, melalui sambungan seluler.
“Dialoklasika edisi Muktamar ke-34 NU ini akan dilaksanakan secara virtual dan bisa diikuti siapa saja. Dialoklasika kali ini akan di laksanakan dalam beberapa sesi dengan menghadirkan narasumber dari berbagai macam disiplin ilmu dan pengetahuan,” tambah pemuda asal Kabupaten Lampung Tengah ini.
Dialog Perdana Hadirkan Gus Muwafiq
“Dan Alhamdulillah, Kelompok Studi Kader (KLASIKA) sukses menggelar sesi pertama Dialoklasika Series Muktamar ke-34 NU, pada Senin (1/11/2021) lalu. Dalam sesi pertama tersebut, KLASIKA mengundang KH Ahmad Muwafiq dari Sleman, Yogyakarta sebagai narasumber, dengan mengangkat tajuk pembicaraan “Kaum Muda, Keberagaman dan Masa Depan Bernegara,” tambah alumni Fakultas Tarbiyah UIN Raden Intan Lampung ini.
Dalam dialog perdana tersebut, KH Ahmad Muwafiq mengatakan, butuh banyak kanal atau kelompok yang membentuk kesadaran berbangsa kaum muda. Sebab, jika tidak maka anak muda akan terlena dengan laju perkembangan zaman.
“Sejak dulu anak muda memang cenderung individualistik, itu tidak salah, tapi harus terus dibersamai, Kelompok muda selalu memiliki andil dalam sejarah peradaban bangsa. Hal itu tentu tidak bisa terbentuk dengan sendirinya,” tambahnya.
Menurutnya, anak muda harus memperbanyak gagasan dan pengalaman. Hal tersebut yang akan mematangkan kelompok muda ketika dewasa.
Tanpa difasilitasi, lanjutnya, anak muda akan terus mengikuti tren yang ada. Terlebih anak muda memang memiliki ciri yang individualistik dan kekinian.
“Jadi perlu banyak perlu banyak kanal-kanal untuk anak muda berproses menuju dewasa,” tutup Kiai asal Lamongan ini.
(Akhmad Syarief Kurniawan)