Search

Maknai Hari Santri, Lesbumi Jatim Gelar Konser Seni Budaya, Sekaligus Rayakan Sumpah Pemuda

AULA, BANGKALAN — Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur, mencoba memaknai Hari Santri 2021 dengan menggelar Konser Seni Budaya, pada Kamis, 28 Oktober 2021, mulai pukul 18.30 WIB. Sekaligus, Peringatan Hari Santri ini, merayakan Hari Sumpah Pemuda.

Berpusat di Sanggar Seni PC Lesbumi NU Bangkalan, ekspresi seni kaum Nahdliyin yang merupakan Kolaborasi PerformancePC Lesbumi NU se-Jawa Timur.

Beraneka ekspresi seni yang terpelihara di tengah masyarakat Nahdliyin, mulai dari Hadrah Banjari Situbondoan, Ludrukan Santri Mbethik, pembacaan puisi, Kun Ata versi gamelan, Akustik Syi’ir Jawa, Seni Daol Combo, Shalawat Bantal dan Syi’ir Gebluk, tak lupa juga Penca Calon Lanjeng, Hadrah Jidor, dan Shamanan Bangkalan.

Khusus dari Lesbumi Jawa Timur, menghadirkan grup musik “Nasar Lan Kancane” dimotor Habib Nasar Batati.

Hadir memberi sambutan pada perhelatan para pekerja seni Kaum Santri ini, Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar, yang telah mempersiapkan pesan-pesan khusus bagi para seniman Nahdliyin.

Selain itu, Ketua PCNU Bangkalan KH Makki Nasir dan Bupati setempat, R. Abdul Latif Amin Imron, turut hadir menyambut serangkaian ekspresi seni dalam merayakan Hari Santri dan Sumpah Pemuda ini.

Baca Juga:  Tabrakan Kereta Babaranjang, Jalur Lampung - Palembang Lumpuh Total

Ketua PW Lesbumi NU Jawa Timur, Ki Nonot Sukrasmono menegaskan, khazanah seni di tengah masyarakat Muslim di Jawa Timur terlihat jelas dari ekspresi kaum santri. Tetap berpijak pada nilai tradisi masyarakat, namun dijiwai oleh nafas Islam yang khas di Nusantara.

“Kami mencoba untuk menghadirkan khazanah kesenian kaum santri. Ini akan memperkaya identitas budaya masyarakat Indonesia. Budaya kaum santri dan warga Nahdliyin tetap terpelihara hingga era peradaban digitigal saat ini,” tuturnya, Kamis 28 Oktober 2021.

Konser Seni dan Budaya Lesbumi Jatim, digelar baik luring maupun daring. Disiarkan langsung (live virtual) dari Sanggar Seni
PC Lesbumi Bangkalan, Kamis, 28 oktober 2021
Mulai 18.30 WIB – selesai, melalui NU9 Channel – Official Channel PWNU Jatim.

Para Penyaji Seni Kaum Santri

Lesbumi PCNU Sumenp, menyajikan Musik Kontermporer berjudul “Denyut Shalawat”. Berpijak dari gagasan, dalam gelap, ketika telinga hanya mungkin mendengar. bunyi adalah detak semesta yg paling jujur.
Dan musik adalah bahasa paling gelap dari rindu dan cinta seorang hamba. pertaruhan dan pertarungan juga permenungan hidup akan yang terdalam.

Baca Juga:  LAZIS Nurul Falah Membuka Sahabat Belajar dan Beasiswa bagi Santri Yatim

“Letupan cinta dan rindu duka lara, memenuhi hati dan jiwa, dinginnya manifestasi riak dziki air yg mengalir dan bergolak lembuk. dan perlahan kita berdiri di puncak ektase; terjatuh atau hancur dalam klimak keilahian.”

“Musik akan terus menggema, pukulan-pukulan air yang mengaliri setiap relung dan berhenti, diam. Hanya jiwa yang terus menari, merangkul setiap bunyi. menjadi Detak
detak semesta. melayang menembus menuju kepada yang tak berbentuk dan tak teraba.”

Demikian karya bareng dimotori Homaidy bersama 9 orang pendukungnya.

Lesbumi Pamekasan menghadirkan Pembacaan Puisi, bersama penyair Royyan Julian.

Lesbumi NU Sampang, menampilkan musik Daol Combo. Didukung kurang lebih 10 orang pemain dengan alat musik tradisional ditambah pianika dan vokalis, yang dimotori Haji Daiman.

Sebagai tuan rumah, Lesbumi NU Bangkalan menampilkan “Tandheng Sandor”, khas seni pertunjukan yang sedang dibangkitkan kembali di Bangkalan. Sedianya, aktivis budaya Bumi kelahiran guru para pendiri NU Syaikhona Muhammad Kholil ini, menampilkan Samman dan Hadrah Bangkalan, namun karena perubahan jadwal penyelenggaraan para pendukungnya mengubah sajian yang berbeda.

Baca Juga:  Perkuat Kiprah, LPBINU Bengkulu Tengah Selenggarakan Konsolidasi

Lesbumi NU Pacitan, bersama Sanggar Jubah atawa Rabban, menghadirkan komposisi “Kun Ata” versi gamelan, yang dimotori Tahrirudin.

Lesbumi NU Bojonegoro, menampilkan Akustik Syi’ir Jawa. Melagukan Syi’ir-syi’ir Jawa dengan iringan biola dan gitar. Syi’ir-syi’ir tersebut tidak diketahui siapa penciptanya, namun sangat akrab di telinga umat Islam dan masyarakat Jawa. Syi’ir-syi’iran tersebut biasa dilantunkan muadzin setelah adzan khususnya adzan Subuh. Didukung 5 personel, dipandegani Fauzi Zamzam.

Lesbumi NU Situbondo, lazimnya kaum santri, menampilkan Hadrah Banjari Situbondoan. Kolaborasi Hadrah dan musikal khas Situbondo Pesisiran , didukung 15 personel, dipimpin Agus Rajana yang juga Ketua Lesbumi NU Situbondo.

Lesbumi Bangil, dengan Syi’iran/Sholawat Gebluk. Menampilkan Pembacaan Syi’ir yang berisikan kitab-kitab kuning sebagai media dakwah pada masanya. Didukung 10-15 personel, dipimpin Muchamad Najib. (*)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA