Search

Usung Tema Moderasi Beragama, Alfath Lolos 25 Karya Terbaik Nasional FeLSI 2021

AULA, Jombang – Saya terkesan salah satu juri FeLSI 2021, Didi Kaspi Kasim dari National Geographic Indonesia. Di akhir presentasinya di sesi coaching clinic, ia berpesan,”Permulaan yang sulit akan menghasilkan akhir yang baik”, pesan Didi Kasim memberikan motivasi kepada para finalis.

Pengalaman luar biasa menggelitik pikiran saya untuk berbagi cerita tentang lomba menulis artikel. Ini merupakan kali pertama saya mengikuti lomba literasi. Mengusung tema “Moderasi Beragama”, artikel saya tembus final nasional di bidang literasi. Melalui Festival Literasi Siswa Indonesia (FeLSI) 2021, artikel saya masuk 25 karya terbaik Indonesia.

Saya, Maharsyalfath Izlubaid Qutub Maulasufa (18), merupakan pelajar kelas XII Bahasa di MAN 1 Jombang, Jawa Timur. Awalnya, saya menulis artikel di bidang humaniora berjudul “Telling Story, Moderasi Beragama Melalui Musik di Era Pandemi”. Karya tersebut dipamerkan di laman resmi Pameran Karya Finalis FeLSI 2021.

Artikel saya terpilih sebagai 25 karya terbaik kategori artikel features. Pengumuman finalis FeLSI 2021 diunggah di akun Instagram @puspresnas pada 11 September 2021 lalu. Kegiatan ini digelar oleh Pusat Prestasi Nasional, Kemendikbud Ristek RI.

Baca Juga:  Ciptakan Pengalaman Belajar Matematika Menyenangkan

Keesokan harinya, sebagai finalis FeLSI, saya mengikuti tahap coaching clinic yang dibimbing oleh para juri senior dari media mainstream. Dalam sesi coaching, saya dan finalis lainnya mendapat bimbingan ilmu dan wawasan dari mentor sebagai bekal untuk mengembangkan keterampilan jurnalistik dan literasi, lebih dari sekadar membaca dan menulis.

Melalui bimbingan intensif, saya mendapat ilmu jurnalistik dari para pakar. Ini telah mendorong saya untuk lebih menguatkan tradisi dan budaya literasi yang baik di lingkungan pendidikan.

Lomba FeLSI 2021 mengusung tema “Indonesia Bangkit, Literasi Pulihkan Negeri”. Tema ini telah menguatkan semangat saya untuk lebih produktif dalam kegiatan menulis. Harapannya, saya bisa berpartisipasi dalam menyemangati Indonesia sehingga kembali pulih dan memiliki semangat bangkit dari pandemi Covid-19.

Saya masih teringat pesan Pak Dirjen Jumeri, Direktorat Jenderal PAUD Dikdasmen Kemendikbud RI di acara pembukaan kegiatan FeLSI 2021. Pesan itu disampaikan kepada 75 finalis dari bidang artikel features, fotografi, dan cerpen pada 28 September 2021 lalu,”Festival ini sejalan dengan semangat Merdeka Belajar di mana para siswa peserta FeLSI mencerminkan profil Pelajar Pancasila yang siap memberikan kontribusi untuk Indonesia maju, Indonesia gemilang dan tidak terbantahkan oleh dunia”, pesan Jumeri, Dirjen PAUD Dikdasmen.

Baca Juga:  MEMBANGUN ASET AKHIRAT DENGAN MEMBEKALI ANAK KAJIAN ISLAMI SEJAK DINI PADA BULAN RAMADHAN

Saya mengikuti acara pembukaan secara daring selama satu jam, dimulai pukul sepuluh pagi hingga selesai. Hadir para juri di bidang artikel features di antaranya Didi Kaspi Kasim (Editor in Chief National Geographic Indonesia), Yohanes Enggar H (Kompas com), Syarief Oebaidillah (Media Indonesia), dan Lina Jusuf (Ruang Inspirasi Muda).

Kemudian, saya bersama finalis FeLSI lainnya menghadiri wawancara langsung dengan para juri. Interview dibagi dalam dua grup dan dilaksanakan secara daring selama 15 menit pada tanggal 29-30 September 2021 lalu.

Saya mengikuti sesi wawancara finalis FeLSI pada hari Rabu, 29 September 2021 mulai pukul sebelas siang. Wawancara berlangsung secara daring selama 15 menit melalui Zoom. Dalam proses interview, para juri FeLSI 2021 fokus menggali informasi seputar latar belakang, motivasi, pengalaman, harapan, dan tujuan saya dalam mengikuti lomba jurnalistik siswa ini.

Baca Juga:  Empat Mahasiswa UI Buat Pelumas Mesin dari Limbah Plastik

Bagi saya, literasi jurnalistik sangat penting di era digital. FeLSI telah mendorong saya untuk lebih meningkatkan kompetensi, kreatifitas, dan kemampuan berpikir kritis dalam menghadapi tantangan ‘banjir informasi’.

Media literasi FeLSI menjadi wahana bagi saya untuk mencurahkan intuisi, estetika, serta pengembangan gagasan dan imajinasi estetis. Tentu saja, dengan tetap menjunjung tinggi budi pekerti dan etika.

Di lomba FeLSI 2021 ini, saya memilih artikel features, yaitu jenis tulisan jurnalistik yang berisi perpaduan berita dan opini. Dengan gaya bercerita (story telling), saya menulis artikel features dengan apa adanya (human interest).

Dari berbagai jenis artikel features, saya memilih jenis profil (biografi) dan human interest. Saya menulisnya secara totalitas dengan gaya story telling.

Untuk menarik dan menyentuh perasaan pembaca, saya mengubah redaksi artikel untuk dipamerkan di babak final FeLSI 2021. Judulnya lebih singkat menjadi “Moderasi Beragama Melalui Musik, Mengapa Tidak?”. Izlubaid

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA