Search

Dua Kader IPNU di Malang Juarai Lomba Se-Jawa dan Madura

Malang, AULA – Dua kader Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) di Malang memenangkan ajang kompetisi Investasi Pekan Pengembangan Bakat dan Minat Mahasiswa (IPPBMM) se-Jawa dan Madura yang digelar oleh Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Acara yang digelar selama dua hari sejak tanggal 21-25 Juni 2021 secara online itu sedikitnya terdapat  30 cabang olahraga dan 14 cabang seni. Dari 30 cabang yang dikompetisikan 25 cabang lomba dilaksanakan secara daring. Sedangkan 5 cabang lainnya dilaksanakan secara luring di kampus UIN Sunan Kalijaga.

M Hafidz Nur Azizi dan Ahmad Zulkurniawan adalah pemenang juara pertama cabang lomba Musabaqoh Hifdzil Quran (MHQ) 30 juz putra. Hafidz yang merupakan kader IPNU Komisariat UIN Maulana Malik Ibrahim Malang itu menceritaka dirinya harus senantiasa mengulang-ulang halafan demi terbentuk hafalan yang baik dan bagus. Jika hendak mengikuti lomba dirinya sesekali meminta bantuan kepada temannya untuk memberikan soal MHQ. Selain itu doa serta dukungan dari kedua orang tua, para guru, teman dengan kategori yang paling mendukung.

Baca Juga:  Perkuat Gerakan Kemandirian Perekonomian Organisasi, PC GP Ansor Kabupaten Lampung Timur Gandeng BNI

Menurutnya, MTQ adalah bagian dari syiar Islam yang perlu disebarluaskan. Berkah dari syiar itu adalah kerap mendapat juara 1 di lomba yang sama dalam berbagai ajang.

Selama masih ada kesempatan cobalah ambil kesempatan itu karena aka nada dua pilihan antara berhasil dan gagal. Namun jika tidak dicoba hanya ada satu pilihan yaitu gagal,” papar pria kelahiran Nganjuk itu.

Sementara, Zulkurniawan bersama timnya berhasil meraih juara 2 lomba Musabaqoh Fahmil Quran (MFQ). Ia mengaku sempat kesulitan untuk latihan dikarena pandemi covid-19 yang belum usai. Ia memanfaatkan group WhatsApp untuk saling berkomunikasi dengan teman-temannya.

“Persiapan kami hanya satu bulan latihan intensif. Tim kami memiliki anggota lain seperti Syaif Al-Haq fokus di bidang fathurrahman, hadist, terjemah, dan bahasa arab. Kemudian Muhammad Hafidz konsentrasi di bidang tilwah, faraid melanjutkan ayat, dan bahasa inggris. Sementara, saya sendiri di bidang kisah, sejarah, dan akidah,” jelas pria kelahiran Sumbawa Barat itu.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA