Larang mudik Lebaran 2021 sudah ditetapkan oleh pemerintah melalui Surat Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI no S-21 pada tanggal 31 Mei 2021. Larang mudik itu berlaku mulai tanggal 6-17 Mei 2021.
Merespon hal tersebut, Katib Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Safruddin Syarif menyampaikan sebaiknya pemerintah mengkaji ulang larangan mudik 2021. Karena menurutnya masyarakat sudah banyak divaksinasi. Sehingga larangan mudik Lebaran itu sebaiknya ditinjau kembali.
“Jadi saya berharap, mungkin sekarang oke kita setujui karena masih pandemi (COVID-19) banyak. Misal seminggu (ke depan) kemudian tidak ada yang terpapar (Corona) karena vaksin sudah jalan, nah kita berharap yang terpapar COVID-19 semakin habis, semakin tiada. Tentunya larangan mudik pasti harus dicabut,” ujarnya pada Kamis 8 April 2021.
“Kalau memang realisasi di lapangan semua daerah mendekati hijau semua, artinya vaksin berhasil, virus Corona mendekati zero yang terpapar, hendaknya dicabut (larangan mudik 2021). Karena kita sudah setahun lalu tidak mudik. Kalau tahun ini tidak mudik, itu tentu masyarakat akan bertanya-tanya. Apakah ini mudik wajib atau tidak, nah itu yang sulit (dipahami) di masyarakat. Intinya bagaimana kita menjalankan aturan pemerintah,” jelasnya.
Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatuddin Al Islami Probolinggo ini
menilai, penyebaran COVID-19 saat ini sudah mulai menurun. Upaya pemerintah melaksanakan vaksinasi itu dalam rangka mencegah penyebaran virus Covid-19.
“Kalau pemerintah ternyata sudah melihat daerah di Indonesia ini dengan vaksinasi yang berhasil dalam Ramadhan ini. Kita harapkan virus Corona semakin mendekati zero, otomatis kan pemerintah akan mengkaji ulang larangan mudik itu,” terangnya.
Menurutnya tradisi mudik Lebaran 2021 dapat memberikan dampak positif di bidang ekonomi. Namun karena masih pandemi, upaya pemerintah dalam mencegah penyebaran virus Covid-19 harus didukung.
“Dalam mudik sebetulnya ada perputaran ekonomi yang pesat. Efek baiknya sangat banyak. Saya sangat positif menilai mudik itu. Cuma karena Corona, pemerintah tetap melihat situasi, (kalau) melarang ya harus mentaati instruksi pemerintah. Tujuannya menjaga jiwa, menjaga nyawa. Jagalah dirimu jangan kau jatuhkan ke kematian kehancuran, sesuatu yang membahayakan,” imbuhnya.