Lumajang, AULA – Dalam rangka Harlah NU ke 95, Pengurus Cabang (PC) Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI-NU) Kabupaten Lumajang melakukan kegiatan Pelatihan Class Relawan bertajuk Santri Tangguh Bencana (Sanggub). Dengan diikuti perwakilan dari 6 kecamatan, yakni sebanyak 48 peserta.
Mengingat Kabupaten Lumajang rentan terhadap ancaman multi bencana. Mulai dari ancaman bencana gunung berapi, gempa, tsunami, longsor, banjir, angin puting beliung, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dan lain-lain. Maka diperlukan kegiatan pelatihan seperti ini, agar para pemuda NU cepat tanggap saat terjadi bencana alam di daerahnya.
H.Yoyok Wahyudi S.Pd, S.Sos, MM ketua LPBI-NU Bangil mengatakan, sangat penting diadakan kegiatan pelatihan seperti ini. Karena Kabupaten Lumajang saat ini juga sedang menghadapi bencana alam erupsi Semeru. Selain itu sebagai salah bentuk ikhtiar pengurangan risiko bencana. Sesuai pemberitaan di media, bahwa pesisir laut selatan memiliki potensi ancaman megatrusth atau gempa berdampak gelombang tsunami yang cukup besar
Selain itu, para relawan juga dibekali ilmu terkait bencana non alam. Seperti yang terjadi sampai Februari 2021 ini, yakni pandemi Covid-19. Yang sudah lebih dari setahun belum berakhir. Bahkan disusul dengan perubahan cuaca yang ekstrim di seluruh dunia khusunya di Indonesia, termasuk di Kabupaten Lumajang.
Sebagai pemateri dalam acara H Yoyok menyampaikan kepada para peserta terkait Peran Relawan NU Peduli dalam Penanggulan Bencana & Motivasi Spiritual. Serta memberikan materi tentang Lingkungan. Sekaligus menanam 150 bibit bakau di pesisir selatan Pantai Laskar Pelangi, yang ada di Dusun Meleman Desa Wotgalih Kecamatan Yosowilangun Kabupaten Lumajang.
Selain itu dirinya memberikan pemahaman kepada peserta, melalui nasihat-nasihat tentang bagaimana pentingnya menjaga alam melalui penghijauan dan menjaga kebersihan. “Oleh karena itu dengan menanam, maka itu sebagai wujud nyata kita menjaga alam sehingga alam akan jaga kita,” ujarnya dalam menyampaikan materi kepada para peserta.
Melalui lantunan syair, H Yoyok juga memberikan perenungan bagi para peserta. Bagaimana sesungguhnya potensi alam, keadaan alam, penyebab kerusakan, cara menjaganya, bahkan cara menanggulangi adanya bencana.
“Saya harap melalui kegiatan ini bisa menghasilkan pemuda yang tanggap akan bencana, memang bencana alam adalah kehendak Allah. Tetapi manusia diwajibkan untuk tetap berikhtiyar. Salah satunya dengan melakukan upaya penanggulangan. Atau saling memberikan kepedulian pada saudara yang tertimpa musibah, kegiatan ini merupakan salah satu ikhtiar kita,” pungkasnya.