Surabaya, AULA- Sudah satu tahun lebih sejak Januari 2020 hingga Januari 2021, dunia dihadapkan dengan pandemi Covid-19. Sehingga, mengakibatkan beberapa kegiatan di sekolah dilakukan secara daring. Termasuk mahasiswa di kampus Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya. Seluruh kegiatan mahasiswa sudah berhenti sejak Maret 2020.
Tetapi, hal ini tidak menyurutkan semangat berkarya dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni Budaya UINSA. Hal ini terlihat dari pelaksaan kegiatan seni tari yang diadakan, pada 9 Januari 2021 di Taman Sparkling Kenjeran, dan Taman 10 November Surabaya. Tarian ini dibawakan langsung oleh 3 orang mahasiswi, yakni Lia Nor Anila, Aulia Nur Rachma, dan Retno Edya Permatasari.
Lia Nor Anila salah satu penari mengatakan, kegiatan ini adalah bentuk dari semangat mahasiswa pecinta seni, untuk tetap berkreasi kembali. Selain itu kegiatan ini juga bisa mengenalkan kembali kesenian dan pariwisata di Surabaya. Khususnya melalui tayangan di youtube channel UKM Seni Budaya UINSA, yakni UKM Seni Budaya UINSA. Selanjutnya Lia dan teman-temanya juga menawarkan bentuk kerjasama dengan info melalui Instagram @senibudayauinsa.
“Kegiatan kami bertujuan untuk mengingatkan kembali masyarakat Surabaya, agar terus berjuang dan terus berkreasi. Meski harus dihadapkan dengan pandemi Covid-19. Dengan sebuah tarian yang melambangkan jati diri masyarakat surabaya sendiri, yang lincah dan juga enerjik,”kata mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis Islam (FEBI) UINSA ini.
Tarian yang dibawakanya, merupakan karya ciptaan dari Diaztiarni tahun 2007 pada saat HUT Surabaya ke-714. Tim yang terlibat dalam videografer, kostum, dan make up semuanya dilakukan secara mandiri. Tetapi hal ini tetap bisa menampilkan kesan megah pada setiap tarian yang dibawakan. Melalui kostum bercorak hijau merah dan warna keemasan, menambah keindahan dari lenggok penampilan ketiga penari tersebut.
Untuk tari sparkling sendiri masih baru sekali mereka pelajari. Dan baru ditampilkan perdana di video yang berdurasi 6.51 menit melalui youtube. Jadi video cover tari sparkling sendiri itu adalah salah satu projek divisi tari UKM Seni Budaya untuk tetap berproses dan berkarya di masa pandemi.
“Protokol kesehatan tetap kita jalankan sesuai anjuran dari pemerintah. Misalnya waktu latihan, kami tetap menggunakan masker dan menggunakan handsanitizer dan memilih tempat yang jauh dari keramaian. Untuk proses recording, yang bisa ikut terbatas, hanya penari, 2 kameramen, dan 2 official untuk membantu kostum, serta 1 orang penanggung jawab lokasi recording,”akunya.
Menurut Lia, kondisi di lapangan saat penampilan cukup kondusif. Suasana tetap sesuai dengan protokol kesehatan. Dirinya berharap, dari penampilan ini bisa mendapat dukungan baik dari masyarakat. Serta membawa semangat bagi anggota UKM Seni Budaya kedepanya, dalam menghasilkan karya-karya terbaiknya.
“Membawakan tari sparkling ini cukup menyulitkan bagi saya. Menyulitkannya dari segi tempat latihan, karena biasanya kita latihan di kampus. Tapi karena masa pandemi kita dilarang memasuki area kampus, jadi kita memanfaatkan rumah masing-masing untuk latihan. Meskipun menyulitkan tetap menyenangkan, karena sebagai penari, menari adalah salah satu sumber kebahagiaan bagi saya. Jadi meskipun sulit tetap dibawa happy saja,”pungkasnya.