Surabaya, AULA – Bencana di Indonesia mengalami fase puncak. Belum reda pandemi Covid-19, saat ini muncul kembali musibah berupa bencana di berbagai daerah. Untuk itu para pemuda di Pergerakkan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Al Farabi Cabang Komisariat Al Fatih Cabang Surabaya Selatan, mengadakan acara Aksi Sosial Kemanusiaan. Untuk menggalang donasi baik secara langsung maupun transfer.
Ketua Rayon Al Farabi M. Ainussifak memaparkan, sasaran penggalangan dana diantaranya, pengendara lalu lintas umum. sehingga warga yang melintas bisa menyalurkan donasinya. Berupa sumbangan barang secara langsung maupun donasi dari seluruh masyarakat melalui transfer bank.
Kata Ainussifak, untuk donasi langsung, daftar list barang yang bisa diterima berupa paket sembako, air mineral, obat-obatan, perlengkapan bayi, tenda, karpet, selimut, dan makanan siap saji. Sedangkan untuk transfer bisa mengirim donasi atas nama koordinator yang sudah tertera di plamflet.
Dirinya melanjutkan, bahwa tujuan pengumpulan dana adalah untuk membantu warga yang terkena bencana alam di beberap titik. Utamanya Kalimantan Selatan bencana banjir bandang, Sulawesi Barat gempa bumi, dan Sumedang tanah longsor. Ia berharap melalui kegiatan ini kita bisa membangun rasa kemanusiaan, khususnya pada anggota pmii Rayon Al Farabi dan umumnya untuk masyarakat Indonesia.
“Kami langsung turun ke lapangan, bersama dengan anggota lain dari rayon sampai komisariat. Secara langsung di lampu merah Mall Giant Margorejo. Pada hari pertama dan di lampu merah Jemursari. Serta virtual dengan menyebarkan pamflet dan open donasi,”aku mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya ini.
Selain itu PMII Rayon Al Farabi berkoordinasi dengan komisariat, untuk bekerjasama open donasi melalui kegiatan PMII Peduli Gempa Mamuju dan Majene di Kalimantan Selatan. Menurutnya, penggalangan dana pertama akan disalurkan ke bencana gempa disana. Sedangkan tahap berikutnya ke daerah lain yang terdampak bencana.
“Bagi saya duka mereka adalah duka kita juga, sebagai mahasiswa calon pemimpin bangsa, pelajaran berharga adalah kepedulian dan rasa kasih sayang. Kita harus bisa tanggap dengan musibah yang terjadi. Karena duka mereka berarti duka kita juga. Bukan saatnya untuk memaki para pemimpin tapi bekerjasama membantu permasalahan negeri yang lebih utama,”pungkasnya.