Search

Rekomendasi Konbes XXXIII GP Ansor, Ingatkan Pemerintah Soal Kebijakan Anggaran di Masa Pandemi

Ketum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan hasil rekomendasi Konbes XXXIII GP Ansor di Minahasa, Manado, terkait Pandemi Covid-19.
Ketum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan hasil rekomendasi Konbes XXXIII GP Ansor di Minahasa, Manado, terkait Pandemi Covid-19.

MANADO – Konferensi Besar (Konbes) XXXIII GP Ansor yang digelar di Kabupaten Minahasa, ditutup Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas, Minggu 20 September 2020 sore. Kegiatan yang dihelat sejak Jumat 18 September ini menghasilkan sejumlah rekomendasi.

Rekomendasi yang dikeluarkan berkaitan dengan pandemi Covid-19 yang telah memukul bahkan mengubah landskap sosial ekonomi masyarakat dunia dalam 6 bulan terakhir. Berdasarkan data per 18 September 2020, secara global Covid-19 telah menginfeksi 29,87 juta manusia dan menyebabkan 940.000 di antaranya meninggal dunia.

Adapun di Indonesia, tercatat 232.000 kasus positif dan menyebabkan 9.222 orang meninggal dunia per tanggal yang sama. Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II tercatat mengalami perlambatan sebesar minus 5,32% dan diperkirakan masih akan mencatatkan perlambatan di kuartal III.

Baca Juga:  RSDL Bangkalan Kini Lebih Banyak Merawat PMI dan Jamaah Umrah

“Pandemi belum terlihat kapan akan berakhir dan masih terus mencatatkan penambahan kasus baru. Seluruh dunia berharap segera ditemukan vaksin sehingga mobilitas sosial ekonomi kembali dapat dipulihkan,” kata Yaqut Cholil Qoumas, di Minahasa, Minggu 20 September 2020.

Atas situasi yang serba tidak menentu ini, kata Gus Yaqut, sapaan akrabnya, GP Ansor menyampaikan rekomendasi kepada pemerintah dan masyarakat Indonesia sebagai berikut:

  1. Pandemi COVID-19 adalah krisis kesehatan, sehingga semua pendekatan dan kebijakan harus dilakukan dengan menjadikan pertimbangan kesehatan sebagai prioritas utama;
  2. Belajar dari pengalaman negara lain yang telah berhasil membatasi penyebaran Covid-19, pengambil kebijakan harus terus menerus mengevaluasi pendekatan yang dijalankan dengan mengadopsi praktik terbaik dari negara lain dan menyesuaikannya dengan kearifan lokal.
  3. Dalam kondisi krisis kesehatan ini, semua keputusan yang diambil oleh para pemangku kebijakan termasuk birokrasi dan aparat pemerintah harus dilakukan secara cepat, efektif, dan efisien;
  4. Untuk menanggulangi dampak pertumbuhan ekonomi yang negatif, pemerintah diharapkan menyusun ulang prioritas baik kebijakan maupun anggaran untuk memastikan masyarakat terdampak tetap memiliki daya beli dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, dan program-program pembangunan diprioritaskan kepada program pemberdayaan dan jaring pengaman ekonomi untuk masyarakat.
  5. Para elit politik harus bergandengan tangan, saling menguatkan dan mengedepankan kemaslahatan bangsa dengan menghentikan rivalitas yang dapat berdampak kepada perlambatan pengambilan keputusan dalam penanggulangan krisis Covid-19 sebagai musuh bersama.
  6. Mengingat pembatasan mobilitas masyarakat untuk mencegah penyebaran Covid-19 tidak hanya menganggu kehidupan perekonomian. Namun juga kehidupan sosial masyarakat, perlu dilakukan mitigasi dampak sosial dengan melibatkan para ahli dan pemimpin informal masyarakat untuk memastikan tidak muncul gejala keterasingan dan ketakutan/paranoid yang berlebihan dari sebagian rakyat kita;
Baca Juga:  Taliban tutup salon-salon kecantikan di Afghanistan

“Semoga dengan ikhtiar tanpa terputus dan terus mendekatkan diri kepada Allah SWT, bangsa Indonesia bisa selamat melewati ujian yang berat akibat pandemi ini. Amin ya Rabbal ‘alamin,” harap Gus Yaqut menutup Konbes XXIII GP Ansor. Demikian dilaporkan Imam Kusnin Ahmad, aktivis Barisan Ansor Serbaguna, langsung dari Minahasa, Sulawesi Utara. (rn)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA