Search

Risma Beri Bantuan Keluarga KPPS yang Meninggal

KUNJUNGAN: Risma saat mengunjungi rumah almarhum Badrul Munir (52) di Jalan Kedung Baruk No. 92 Surabaya.
TAKZIYAH: Wali Kota Surabaya takziyah ke rumah almarhum Harionobertugas TPS 45, Kelurahan Kandangan, Kecamatan Benowo, yang meninggal dunia.

SURABAYA – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini benar-benar berduka atas meninggalnya beberapa petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KKPS) di Surabaya. Sebagai perwakilan pemerintah, ia pun hadir dan mengunjungi atau takziah ke keluarga-keluarga petugas KPPS, yang diduga meninggal setelah menjalankan tugas saat pemilu.

Sudah tiga hari berturut-turut Risma bersama jajarannya keliling  mengunjungi rumah keluarga petugas KKPS yang meninggal. Di hari ketiga ini, Sabtu (27/4/2019), Risma giliran mengunjungi keluarga almarhum Hariono yang bertugas di TPS 45, Kelurahan Kandangan, Kecamatan Benowo, Surabaya. Almarhum merupakan petugas KPPS bagian ketertiban di TPS 45.

Tiba di rumah keluarga almarhum Hariono Jalan Jugruk Rejosari III/10, Kelurahan Kandangan, Kecamatan Benowo, Risma dan jajarannya disambut hangat oleh pihak keluarga. Saat itu, wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu menyampaikan belasungkawa dan memberikan bantuan kepada keluarga almarhum.

Selain itu, Risma juga memastikan bahwa Pemkot Surabaya siap membantu pendidikan anak almarhum. Bahkan, istri almarhum Hariono, Mukholifah, sempat meminta pekerjaan kepada Risma. Pekerjaan yang dimintanya itu diharapkan yang dekat dengan rumahnya.

Baca Juga:  Pernikahan Adik Jokowi dan Ketua MK akan Dihadiri 800 Orang

Dengan sigapnya, Wali Kota perempuan pertama di Surabaya ini langsung menghubungi Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, drg. Febria Rachmanita. Risma pun meminta drg Febria untuk memberikan pekerjaan kepada Mukholifah di Puskesmas Pembantu Kandangan. Hari Senin depan, Mukholifah akan dipanggil dan apabila sudah siap bekerja, mulai 1 Mei dia akan bekerja di Puskesmas Pembantu Kandangan.  “Saya mencoba membantulah, mengurangi beban keluarga ini,” kata Risma seusai takziah.

Pada kesempatan itu, Risma juga berharap ada evaluasi tentang sistem penyelenggaraan pemilu serentak tahun ini. Sebab, apabila sistemnya masih sama seperti pemilu 2019 ini, maka banyak petugas TPS yang kelelahan. “Mungkin ada evaluasi, karena melelahkan memang kalau sistemnya masih seperti kemarin. Petugas TPS juga berat,” harapnya.

KUNJUNGAN: Risma saat mengunjungi rumah almarhum Badrul Munir (52) di Jalan Kedung Baruk No. 92 Surabaya.

Sebelumnya, Risma juga mengunjungi rumah almarhum Badrul Munir (52) di Jalan Kedung Baruk No. 92 Surabaya. Badrul merupakan anggota KPPS TPS 19 Kelurahan Kedung Baruk Kecamatan Rungkut Surabaya yang meninggal pada Jumat, (19/4/2019) lalu.

Baca Juga:  Geger! Ditemukan Mayat Bayi Laki-laki di Pandeglang

Dalam takziah tersebut, Risma menyampaikan belasungkawa dan memberikan bantuan kepada keluarga almarhum. Dalam kesempatan itu, ia berdialog langsung dengan istri almarhum Budi Erni (51). putri semata wayangnya Wildatin Naila (22), untuk memberikan bantuan berupa pekerjaan di Kantor Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk Wildatin.

“Karena masalahnya berbeda, jadi treatment penyelesaiannya juga berbeda, yang paling penting sustainable nya bagaimana pun beliau (korban) sudah membantu. Nah satu persoalan sudah kita bantu, supaya beban keluarga berkurang. Saya kira ini lebih penting dari pada memberikan santunan berupa uang atau yang lain,” kata Risma di sela sela kunjungannya, Jumat, (26/4/2019).

Tak hanya itu, sebagai bentuk perhatian Risma kepada anak-anak keluarga petugas KPPS yang meninggal, ia menegaskan akan memberikan bantuan dengan treatment yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan keluarga almarhum. “Kalau kemarin putranya Pak Naryo (Sunaryo) akan membantu beasiswa, jadi untuk kuliahnya kita tanggung sampai selesai,” tuturnya.

Baca Juga:  Pengurus Banyak yang Doktor, MWC NU Ngaliyan Semarang Mirip PWNU

Dengan adanya beberapa kejadian tersebut, pihaknya mengaku ke depan akan melakukan evaluasi serta identifikasi keluhan-keluhan masyarakat, untuk selanjutnya disampaikan ke pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU). Ia berharap ke depan supaya tidak ada lagi petugas TPS yang sakit, bahkan meninggal saat menjalankan tugas.

“Supaya ke depannya tidak terjadi hal-hal seperti ini lagi, semua keluhan akan kami sampaikan dan diidentifikasi. Ternyata semua ngeluh seberat itu,” terangnya.

Diketahui, empat orang petugas KPPS di Surabaya meninggal dunia diduga kelelahan usai menjalankan tugas. Adapun perinciannya adalah Sunaryo (58), Ketua KPPS TPS 13 Kelurahan Kapas Madya Baru Kecamatan Tambak Sari, Thomy Heru Siswantoro anggota KPPS TPS 19 Kelurahan Pacar Keling Kecamatan Tambak Sari, Badrul Munir anggota KPPS 19 Kelurahan Kedung Baruk Kecamatan Rungkut, dan Hariono (36) Linmas TPS 45 Kelurahan Kandangan Kecamatan Benowo. * sir

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA