SURABAYA – Puncak peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-96 NU di lapangan parkir PWNU Jawa Timur, Sabtu (23/3/2019) malam, berlangsung meriah. Ribuan warga nahdliyin dari berbagai daerah di Jawa Timur menghadiri gebyar Harlah NU tersebut.
Menariknya bahkan mungkin tidak pernah terjadi di Indonesia, peringatan Harlah NU tersebut juga diisi acara tingkeban massal yang diikuti kader-kader dari Fatayat NU Jatim. Sebanyak 165 ibu-ibu hamil dengan usia kandungan 4-7 bulan ini, juga ikut hadir dalam acara tersebut.
Kegiatan untuk pertama kalinya ini juga mendapat sambutan hangat dari PWNU Jatim. “Kami sebagai Fatayat menginginkan agar calon ibu dianugrahi keselamatan, dan melahirkan anak yang saleh dan saleha,” kata Siti Habibah Ketua Panitia Acara Tingkeban Masal tersebut.
Selain itu, tambah Habibah, tingkeban ini juga sebagai wujud dari Fatayat NU dalam menyiapkan generasi emas NU sejak bayi atau saat masih berada dalam kandungan. “Kegiatan ini merupakan bagian dari sumbangsih Fatayat NU untuk menyambut 1 abad kelahiran NU. Bagaimana pun nasib NU ada di tangan generasi penerusnya,” ujarnya.
Karenanya, kata Habibah, pasangan suami istri (Pasutri) yang akan menjadi calon orang tua ini akan mendapatkan doa dari para masyayikh untuk bayi mereka. “Harapan saya kegiatan ini bisa menjadi pintu keselamatan bagi ibu dan anak mereka. Dan mendapatkan barokah dari serangkaian doa yang diberikan oleh para masyayikh,” harapnya.
Stelenda Aniza salah satu peserta tingkeban massa asal Sukodono, Sidoarjo mengatakan, bahwa acara tingkeban ini adalah untuk yang pertama kalinya. “Ini merupakan kehamilan pertama saya, masih banyak yang harus saya pelajari untuk bisa menjaga kesehatan kandungan saya,” kata perempuan yang kini hamil 6 bulan.
Stelenda mengaku sangat beruntung mengikuti tingkeban massal ini. “Acara ini sangat bermanfaat, dari pengajian yang disampaikan di acara ini saya bisa mengetahui jenis-jenis makanan dan sayuran yang ideal untuk kehamilan,” tuturnya.
“Selain dari segi kesehatan, kami juga dibimbing doa bersama, bermunajat kepada Allah SWT. Suami dan istri juga dituntut berdoa untuk keselamatan, kesehatan, bagi anak kami,” ujarnya.
Stelenda menambahkan, dirinya ikut tingkeban ini bersama beberapa rekannya yang kini hamil. “Saya berharap, kelahiran anak saya nanti bisa berjalan dengan lancar. Mendapatkan berkah doa dari para Masyayikh. Karena kehamilan pertama itu sangat rawan. Semoga dengan ikhtiar yang saya lakukan ini, semua berjalan dengan lancar sampai kelahiran,” harapnya. * dia