Search

Gandeng Ulama Jatim Agar Jawa Timur Tetap Kondusif

SURABAYA – Aksi bela bendera tauhid kembali digelar oleh kelompok persaudaraan alumni 212 di Jakarta, Jumat 3 November 2018. Parade tauhid ini merupakan aksi kedua, setelah pembakaran bendera Hizbut Tahrir Indonesia di Limbang, Garut, 22 Oktober lalu.

Kejadian pembakaran bendera hitam tersebut merupakan lambang ormas terlarang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang sudah diproses olehpihak kepolisian. Sebagaimana yang disampaikan oleh Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto. “Semua sudah clear. PBNU sama Muhammadiyah sudah bikin rilis juga. Tuntutan penegak hukum sudah dilakukan, dua-duanya (pembawa dan pembakar bendera) diproses. Sekarang tuntutannya apa?” katanya di Mabes Polri Jalan Trunojoyo Jakarta Selatan.

Sementara di Jawa Timur, agar tidak terjadi di Jatim. Pihak pemerintah Jatim, kiai, ulama, bersama untuk menjaga organisasi masyarakat (Ormas) Islam supaya suasana tetap kondusif. Bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Jawa Timur, lewat cangkrukan mengajak pimpinan organisasi masyarakat agar tidak ikut terprovokasi aksi pembakaran bendera tauhid di Garut, Jawa Barat.

Baca Juga:  Resep Bolu Pandan Kukus Empuk tanpa Terigu

Seperti yang disampaikan Gubernur Soekarwo, situasi aman dan kondusif harus dijaga bersama. Masalah bendera di Garut tak perlu dibawa di Jatim yang sudah kondusif. Dan perlu menjaga sinergitas dengan ulama. “Sinergitas pemerintah, dengan TNI, Polri dan ulama tetap harus dijaga,” ungkapnya.

Kapolda Jatim Irjen Luki Hermawan menambahkan. Menurutnya kedekatan dengan para ulama di Jatim tetap dijaga. Luki menceritakan akhir-akhir ini ia sering berkeliling di pesantren untuk menjaga hubungan baik. Seperti kunjungannya di Pesantren Darussalam Tegalsari Banyuwangi, Pesantren Darul Lughoh Wadda’ wah Pasuruan, dan Ponpes Modern Darussalam Gontor.
“Saya berkeliling ke beberapa pesantren untuk menjaga hubungan agar tetap baik,” katanya.

Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Arif Rahman yang ikut gabung di Rumah Dinas Kapolda Jatim juga menuturkan, Jatim memiliki ciri khas penyelesaian dengan cara Jawa Timuran. “Saat ada masalah Jatim mampu menyelesaikan dengan Jawa Timuran, seperti cangkruk itu sebagai bentuk guyub rukun Jawa Timur agar tetap aman, tetib dan lancar,” jelasnya.

Baca Juga:  Gaduh Kominfo gegara Main Blokir: Judi Online, kok, Bebas

Arif menyarankan daripada terprovokasi aksi pembakaran bendera di Garut. Sebaiknya bersinergi dalam membantu saudara yang terkena musibah. “Mudah-mudahan bangsa Indonesia diberi kekuatan menjalani ujian. Ulama dan Ormas Islam bersama pemerintah dan polri bisa tetap bersinergi membantu saudara yang terkena musibah. Termasuk menjaga keamanan di tahun politik,” tuturnya. (Lin)6

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA